Masa Kolonial Belanda
Pariwisata di Indonesia mulai menunjukkan aktifitasnya sejak tahun 1910-1920, yakni setelah keluarnya keputusan Gubernur Jenderal Belanda atas pembentukan Vereneiging Touristen Verker (VTV), suatu organisasi pariwisata resmi pemerintah Hindia Belanda. Kedudukan VTV, selain sebagai Tourist Government Office, juga bertindak sebagai tour operator/ travel agent.Â
Meningkatnya perdagangan antara dunia Eropa dengan Negara-negara di Asia, termasuk di Indonesia menjadikan lalu lintas orang-orang yang bepergian dengan motif yang berbeda-beda, sesuai dengan keperluannya masing-masing meningkat. Pada tahun 1913 VTV menerbitkan Guide Book mengenai daerah-daerah di Banten, Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, dan Sulawesi.
Pada tahun 1923, surat kabar mingguan Java Touriost Guide juga diterbitkan, berisi antara lain, mengenai Express Train Service, News from Abroad in Brief, Who-Where-When to Hotels, Postal News. Untk dapat memberikan pelayanan pada mereka yang melakukan perjalanan, maka didirikan travel agent baru di Batavia pada 1926, bernama Linsone Linderman (LisLind) yang berpusat di negeri Belanda.Â
Travel Agent ini kemudian dikenal dengan nama Netherlands Indische Touristen Bureau (NITour). Pada masa pemerintahan Belanda, kegiatan kepariwisataan di Indonesia hanya terbatas pada kalangan orang-orang kulit putih saja, sehingga perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan menjadi monopoli NITour.Â
Walaupun kunjungan wisatawan pada masa itu sangat terbatas, di beberapa kota dan tempat di Indonesia telah berdiri hotel, untuk memfasilitasi akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah Hindia Belanda.
Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata menjadi terlantar. Dapat dikatakan bahwa orang--orang tidak ada gairah atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan.Â
Objek--objek wisata terbengkalai, jalan-jalan rusak karena ada penghancuran jembatan--jembatan untuk menghalangi musuh masuk. Perhotelan sangat menyedihkan karena banyak hotel yang diambil oleh pemerintah Jepang untuk dijadikan rumah sakit dan asrama sebagai tempat tinggal perwira--perwira Jepang. Selain itu, kiprah VTV juga terhenti, karena ambruknya kegiatan turisme. Kalaupun ada, sifatnya tidak sebesar masa sebelumnya.
Masa Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1946 sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Tanah Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka pemerintah menghidupkan kembali industri--industri yang mendukung perekonomian, termasuk bidang pariwisata dan perhotelan.Â