3. Kesenjangan Generasi: Perbedaan dalam penerimaan dan pemahaman teknologi antara generasi yang lebih tua dan lebih muda bisa menyulitkan komunikasi dan kolaborasi antargenerasi.
4. Edukasi dan Literasi Digital: Masyarakat 5.0 memerlukan tingkat literasi digital yang tinggi untuk memanfaatkan potensi teknologi secara optimal. Kurangnya literasi digital dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam perubahan positif.
5. Penyesuaian dalam Dunia Kerja: Perubahan teknologi di Masyarakat 5.0 mengharuskan individu untuk terus belajar dan beradaptasi. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk mengkomunikasikan perubahan dan memfasilitasi transisi yang lancar.
Peluang dalam Komunikasi di Era Masyarakat 5.0
1. Kesempatan Berinovasi: Masyarakat 5.0 memberikan kesempatan bagi inovasi dalam berkomunikasi. Penggunaan teknologi yang bijaksana, seperti AI untuk analisis data audiens dan chatbot untuk pelayanan pelanggan, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi.
2. Kolaborasi Sektoral: Konsep Masyarakat 5.0 mendorong kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil. Komunikator berperan sebagai penghubung untuk membangun dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan.
3. Responsif dan Partisipatif: Tek
nologi memungkinkan komunikasi dua arah yang lebih responsif dan partisipatif. Komunikator dapat menggunakan media sosial dan platform kolaboratif untuk mendengarkan umpan balik masyarakat dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Penciptaan Kesadaran Sosial: Komunikasi di era Masyarakat 5.0 dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial dan lingkungan. Kampanye dan pesan-pesan edukatif dapat disebarkan dengan lebih luas dan efektif.
Kesimpulan
Era Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0 membawa perubahan besar dalam cara kita berkomunikasi. Di era Industri 4.0, komunikasi dihadapkan pada kompleksitas teknologi dan informasi berlebihan, tetapi juga menawarkan peluang untuk keterlibatan interaktif dan kolaborasi global.Â
