Mohon tunggu...
Yusuf Isnaini
Yusuf Isnaini Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

SALAM SENI DAN BUDAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MASYARAKAT BERKONSPIRASI TERHADAP ADANYA COVID-19

20 Januari 2021   15:54 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
MUHAMMAD YUSUF ISNAINI
SOSIOLOGI 1C

MASYARAKAT BERKONSPIRASI TERHADAP
ADANYA COVID-19

Logical fallacy atau yang disebut sesat pikir. Sesat pikir merupakan proses penalaran atau argumentasi yang tidak logis, salah arah dan menyesatkan dikarenakan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Nah pada masa pandemi seperti ini sesat pikir ternyata dialami sebagian orang.

Tak Cuma itu, pola pikir ini dikategorikan sangat berbahaya. Mengapa. Bisa kita lihat, hampir tidak ada seorang pun yang mau mendengar kabar berita buruk dari suatu kondisi. Termasuk situasi kondisi dimasa pandemi seperti ini. dilansir dibeberapa berita koran maupun tv nasional sesat pikir pada masa pandemi saat ini terjadi ketika suatu seseorang memikirkan, membuat logika dan memproses berbagai informasi dengan tidak mengikuti alur sistematis atau berurutan. Hal tersebut mengakibatkan pada akhirnya tidak memproduksi kesimpullan yang jelas. Nah kondisi seperti ini bisa terjadi secara tidak langsung maupun secara langsung hal ini demi menyelesaikan diskusi dan argumen yang kurang logis.

Keadaan seperti ini sebenarnya tidak baik, mengapa?. Karena dapat menghambat penyampaian sains dan medis tentang kewaspadaan dimasa pandemi covid-19. Contok fakta dari kejadian ini yang terjadi pada masyarakat adalah sering mengatakan "jarene" dalam bahasa jawa. Keadaan seperti ini bisa disebut sebagai sesat pikir, karena secara tidak langsung anda meyakini sesuatu karena mayoritas orang juga meyakinkan. Misalkan ada seorang anak si A mengatakan. "covid itu adalah bentuk konspirasi lho". Kemudian si B menjawab, "oh ya apakah benar". Si A kembali membalas "ya jarene (katanya), sihh covid hanya konspirasi". Dari percakapan diatas si A sudah bisa dibilang sesat pikir.

Hal seperti ini tidak terjadi pada saat pandemi saja. Hal seperti itu bisa terjadi di mana-mana, ini karena pada dasarnya pemikiran dan pemahaman setiap orang berbeda-beda, ada yang langsung menelan mentah mentah ada juga yang mencari tahu berita itu terlebih dahulu kebenaran dari opini tersebut. Biasanya, orang orang yang menelan mentah-mentah disebut sebagai argumen itu malas mencari tahu fakta kebenarannya, endingnya malah menjadi salah tangkap informasi.

Salah tangkap informasi itulah yang pada akhirnya membuat pandemi covid-19. Khususnya dikota saya yatu kabupaten lamongan, disini masyarakat sebagian susah untuk dikendalikan. Tak Cuma keurusan kesehatan, pastinya hal ini akan sangat berdampak pada sektor ekonomi juga. Semua aspek saling jatuh, maka aspek lainnya juga demikian rupa ikut terjatuh karena kena imbasnya.

Dari sinilah kita bisa lihat peranan pola pikir masyarakat sangat penting bagi sebuah kehidupan. Ketika sesat pikir masih saja terus diulang-ulang, akhir dari pandemi makin tak terlihat. Karena itulah kita semua harus menjauhkan diri dari sesat pikir. Sesat pikir akan mengakibatkan pandemi ini dan penyebaran semakin susah dikendalikan dan semakin berlangsung lama, kondisi inilah yang sangat berbahaya, karena kehidupan kita semua terganggu dan akan semakin terganggu.

Beberapa spekulasi bermunculan, ada yang menyebutkan bahwa virus ini berasal dari penjualan hewan liar untuk dikonsumsi, dalam hal ini ialah hewan kelelawat, yang banyak dikonsumsi masyarakat wuhan china, hal ini bisa dilihat dari adanya pasar penjualan hewan tersebut. Namun adajuga yang berspekulasi,bahwa virus ini adalah berasal dari kebocoran disebuah labolatorium diwuhan china, labolatorium ini lokasinya sangat berdekatan dengan pasar hewan, dengan penyebaran yang sangat cepat dan mematikan maka virus corana yang awalnya hanya dianggap sebagai epidemi, kini namanya berubah menjadi pandemi, dimana penyebarannya sudah menjadi global ke hampir permukaan dunia dengan waktu yang sangat singkat.

Tahun 2020 bisa diibaratkan tahun yang sangat berat bagi kehidupan masyarakat, tahun yang penuh kepanikan dan ketakutan yang mendebar debar. Bagaimana tidak takut, dimana hampir diseluruh dunia terkena imbas dari adanya virus naru yang dikenal dengan nama sars-cov19. Virus yang pertama ditemukan disebuah kota diwuhan china.

Virus yang gejalanya yang hampir sama dengan sakit flu demam dan sesak nafas ini menyebar begitu cepat dan menewaskan hampir 1jt orang ditiap harinya. Namun, beberapa spekulasi ini banyak yang mengangap virus ini hanyalah sebuah teori konspirasi yang hanya dibuat buat saja. Namun, yang terjadi adalah benar benar adanya virus corana, yakni terletak disebuah laboratorium terbesar ditiongkok. Tetapi masyarakat sebagian banyak yang masih tidak percaya dengan virus ini bahkan masih ada yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, hal ini yang menyebabkan semakin cepat meluasnya virus ini. yang dipertanyakan masyarakat adalah mengapa virus ini sangat berbahaya dan bagaimana cara penularannya? Yaitu melalui air liur atau lendir dari tenggorokan, dengan demikian saat tetesan air liur ini mengenai seseorang yang terdekat dengan orang yang terinveksi, virus ini akan sangat cepat menyebarnya. Maka dari itu pemerintah menganjurkan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak. Tapi diluar sana masih banyak orang-orang yang melanggarnya, hal inilah yang mengakibatkan semakin ganasnya penularan.

Masyarakat perlu memahami fakta virus corona dan memisahkan dari mitos yang justru menyesatkan, bukan hanya masyarakat awam yang mesti mengetahui informasi ini, tapi juga para tenaga medis. Dengan demikian masyarakat dituntut agar sadar dengan adanya virus ini sebab semua makhluk tidak ada yang berkeinginan pandemi seperti ini berkepanjangan, maka dari itu kita harus sadar pentingan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan. Mari sama-sama kita putus rantai penyebaran virus corana ini. dengan cara mematuhi protokol kesehatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun