Tipe Kepemimpinan Dalam Lembaga Dakwah
Oleh : Muhammad Yusuf Algifari
Pengampu :Â
Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph.D.
Dr. Cecep Castrawijaya, M.A.
Berbicara mengenai lembaga dakwah tentu tidak asing dikalangan para aktivis dakwah. Lembaga dakwah menjadi wadah yang sangat krusial untuk menyebarkan benih-benih ajaran agama Islam yang kompleks. Pemahaman ajaran Islam yang diawali dengan mengajak, membimbing umat, kemudian mengembangkannya dengan implementasi ibadah secara ridho kepada sang Pencipta alam semesta.
    Kepemimpinan yang efektif dan efisien dalam lembaga dakwah menjadi salah satu hal yang urgent dalam mencapai rencana-rencana dari dakwah itu sendiri. Kepemimpinan yang sangat baik akan memberikan feedback kepada lembaga dakwah itu sendiri sebagai wadah serta memberikan panduan yang baik dan memberikan nilai agama dengan melaksanakan tugas dan kewajiban dari keagamaan mereka (Bashori, 2020).
    Lembaga dakwah menjadi hal yang kedua yang disoroti ketika mengenai aturan atau kebijakan yang diambil, yang mana hal yang paling utama akan di soroti adalah tentang pemimpinnya. Pemimpin yang memiliki tanggung jawab secara penuh untuk bisa membimbing serta mengarahkan lembaga dakwah tersebut berserta anggotanya dalam menjalankan aktivitas dakwah dengan efektif dan efisien (Farin, 2022). Namun, disisi lain setiap pemimpin mempunyai ciri khas mengenai tipe kepemimpinan yang tidak sama. Pengenalan dan pemahaman mengenai tipe kepemimpinan yang ada di lembaga dakwah menjadi hal yang urgent untuk bisa memastikan bahwa apa yang dipimpinnya atau kepemimpinnannya sesuai dengan konteks dakwah Islam.
    Dalam konteks lembaga dakwah, gaya atau tipe kepemimpinan yang efektif haruslah selaras dengan rencana atau tujuan dakwah yang ingin dituju (Hamdiah, 2021). Maka dari itu, pengenalan terhadap tipe kepemimpinan yang beragam dapat menjadi pengetahuan yang baik untuk strategi kepemimpinan yang cocok terhadap situasi dan kondisi yang dialami oleh lembaga dakwah tersebut. Selain itu, pemahaman terhadap tipe kepemimpinan juga dapat mengembangkan program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang benar-benar sesuai kebutuhan bukan keinginan dari lembaga dakwah itu sendiri.
    Dalam penelitiannnya (Hafizul Arifin, 2023) terhadap beberapa tipe kepemimpinan dalam lembaga dakwah terdapat 4 yang berrelevansi terhadap praktik kepemimpinan yang efektif dalam konteks dakwah, diantaranya :
1. Kepemimpinan Transaksional (Insentif)
Tipe kepemimpinan ini banyak ditemukan dalam lembaga dakwah dan bahkan menjadi hal yang sudah lumrah didaerah perkotaan besar. Yang dimana, pemimpin menerapkan kepemimpinan transaksional yang cenderung menggunakan insentif dan penghargaan sebagai salah satu cara memotivasi anggota lembaga dakawah. Salah satu hal yang menjadikan tipe ini dipakai karena menekankan pada aturan dan prosedur yang jelas serta menjadi penyelesaian masalah yang paling efektif. Kepemimpinan transaksional ini sangat cocok dalam situasi yang dimana para anggota lembaga dakwah membutuhkan instruksi yang tegas dan lugas serta imbalan yang jelas untuk kinerja mereka dalam lembaga dakwah.
2. Kepemimpinan Partisipatif (Partisipasi)
Tipe kepemimpinan ini teridentifikasi juga dalam lembaga dakwah, yang dimana seorang pemimpin saling melibatkan kepada anggota dalam pengambilan keputusan dan tujuan bersama-sama. Semua pihak yang masuk kepada wadah lembaga dakwah diwajibkan untuk membangun lingkungan yang inklusif, dimana semuanya ikut andil serta saling menghargai. Tipe kepemimpinan partisipatif ini memungkinkan kepada seluruh anggota agar mereka merasa memiliki tanggung jawab bersama terhadap keputusan yang diambil bersama, sehingga mampu meningkatkan keterlibatan dan komitmen mereka terhadap lembaga dakwah.
3. Kepemimpinan Transformasional (Inspirasi)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kepemimpinan yang berfokus pada motivasi dan inspirasi yang disampaikan kepada anggota melalui visi yang kuat serta komitmen terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam. Pemimpin yang mengimplementasikan tipe ini mendorong inovasi, kreativitas serta pertumbuhan individu dan juga hal yang dapat menciptakan perubahan yang positif dan cukup signifikan terhadap misi dari lembaga dakwah.
4. Kepemimpinan Otoriter (Kemauan Sendiri)
Tipe kepemimpinan ini adalah tipe yang berfokus pada pemberian arahan atau perintah dengan kontrol yang ketat. Kepemimpinan ini sangat cocok ketika dihadapkan dengan situasi yang memerlukan problem solving yang cepat dan penegasan otoritas yang kuat. Tetapi, disisi lain tipe kepemimpinan ini memiliki dampak negatifnya tersendiri, yaitu tidak bisa memotivasi serta tidak adanya kompromi atau keterlibatan antar anggota lembaga dakwah.
Maka dari pernyataan yang telah disebutkan secara singkat diatas, ditemukan bahwa ada 4 tipe kepemimpinan dalam lembaga dakwah yang berrelevansi satu sama lain, sehingga bisa menimbulkan feedback yang baik apabila dikelola dan dilaksanakan dengan seksama oleh pemimpin dari lembaga dakwah itu sendiri, kesalahan dan kekuatan ketika memimpin dalam suatu lembaga dakwah ditentukan oleh pemimpin yang mempunyai tipe ciri khasnya tersendiri yang mampu melihat kedepan atau visioner terhadap situasi dan kondisi dari lembaga dakwah yang dipimpinnya.Â
Sumber Referensi :
Aripin, Muhammad Hafizul, (2023). Tipe Kepemimpinan dalam Lembaga Dakwah. Al-Karim: Journal of Islamic and Educational Research.
Bashori, B. (2020). Konsep Kepemimpinan Abad-21 dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam. PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(2).
Farin, A. Z. (2022). Manajemen Organisasi Dakwah dalam Meningkatkan Kepemimpinan yang Amanah (Study pada PMII Rayon Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung). UIN Raden Intan Lampung.
Hamdiah, H. (2021). Perilaku Kepemimpinan dalam Pandangan Islam. Proceeding: Islamic University of Kalimantan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H