Mohon tunggu...
Fikri Yusril
Fikri Yusril Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengamatan Anak

25 November 2016   00:20 Diperbarui: 25 November 2016   00:24 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pengamatan anak

                Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan anak menduduki tempat yang paling tinggi.  Pengamatan anak selama periode sekolah rendah itu berlangsung sebagai berikut :

Dimulai dari pengamatan kompleks-totalitas, menuju pada bagian-bagian.

Berangkat dari sikap pasif menrima, menuju pada sikap pahaman : aktif, mendekati dan mencoba mengerti.

Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas.

                                Anak sekolah dasar mulai memandang semua peristiwa dengan obyektif. semua kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. pada usia sekolah ini anak mempunyai kecenderungan untuk mengumpulkan macam-macan benda: antara lain; perangko, cincin, etiket, kartu-kartu, batu-batuan, manik-manik berwarna-warni, karang dan siput, serangga, uang, logam, kartopus bergambar dan lain-lain.

Fikiran,ingatan dan fantasi anak

Ingatan anak pada usia 7-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar,dan paling kuat.daya menghafal dan daya memorisasi (=dengan sengaja memasukan dan melengkatkan pengetahuan dalam ingatanan) adalah paling kuat.dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.

Kehidupan fantasi mengalami perubahanpenting.pada usia 8-9 tahun anak menyukai cerita-cerita dongeng misalnya timun emas,bawang putih bawang merah,malin kundang,bandung bondowoso,lara jonggrang,dan lain-lainnya.unsur-unsur yang hebat dan ajaib dalam dongeng-dongeng ini mencengkaaap segenap mmiinat anak.

                                lambat laut,unsur kritikmulai muncul,dan anak mulai mengkoreksi pristiwa yang dihayati.namun unsur fantasi masih tetap memegang peranan penting.

                                hanya,anak kini menghendaki peritiwa rill yang bentul-bentul terjadi,atau semestinya harus terjadi.karena itu anak lalu menyenangi cerita-cerita kepahlawanan       

                               

4.Kehiduan perasaan anak.rasa takut

Pada umumnya anak itu lebih emosional dari pada orang dewasa.pada usia sekolah dasar ini  anak cepat merasa puas.sifatnya optimis dan kurang dirisaukan oleh rasa-rasa penyesalan.kepedihan,kesengsaraan dan kegembiraan orang lain kurang difahami atau dihayati ole anak.namun kalau ia ikut merasakannya,maka perasaan tersebut tidak ditampakkannya. Ia merasa segan  takut dan malu memaparkan perasaannya

                                Rasa takut dan cemas ini bukanlah gejala abnormal pada diri anak.sebab anak secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang belum dikenalinya. Rasa takut dan cemas di sebabkan oleh hal-hal berikut :

Kurangnya pengetahuan dan pengertian anak.

Kurang adanya kepercayaan diri

Kesadaran diri anak, bahwa dia masih lemah dan bodoh

Fantasi anak yang sering memutar-balikan dan membesar-besarkan realitas

Kehidupan volutif (konatif,kemauan)

                fungsi kemauan pada masa ini belum berkembang dengan penuh.anak belum mempunyai kekuasaan atas diri sendiri.artinya: anak belum bisa mengatur diri sendiri;belum ada regulasi diri.dia lebih suka tunduk pada kewibawaan yang tegas dari orang tua dan pendidik.bahkan anak menuntut kewibawaab n dab sikap yang kokoh.sekolah menyajikan kewibawaan,disiplin,tata tertib dan aturan-aturan normatif lainnya.semua ini membangunkan kemauan belajar;juga menstimulir ketentuan usaha dan aktifitas anak.

baru pada usia 10-11 tahun,biasanya timbul kesukaan pada satu atau dua macam pelajaran.contoh.matematika dan ilmu hayat.dan belajar tu merupakan aktifitas yang menyenagkan bagi anak-anak yang sehat jasmani dan rohaninya.

Kemudian pada usia 12 tahun anak sekolah dasar tersebut merupakan individu yang tenang dan seimbang.oleh karena itu anak disebut sebagai “I enfant fait”.yaitu anak yangkomplit,lengkap,anak yang sudah “mapan besarnya atau een volgroeid kind” ciri-cirinya ialah:rohani dan jasmani anak dalam kondisi baik.di sertai saatketenangan dari pengendapan perasaan-perasaan,minat yang besar dan segar terhadap macam-macam peristiwa,ingatan yang sangat kuat,dorongan ingin tau yang besar,dan semangat belajar yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun