Mohon tunggu...
Mochamad Yusran
Mochamad Yusran Mohon Tunggu... profesional -

Ketika seorng filsuf menunjuk ke bintang, yang dilihat org bodoh hanyalah telunjuk sang filsuf...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

MAULID DAN PEKIK TANGIS IBLIS (Part I)

16 Desember 2016   20:19 Diperbarui: 21 Desember 2016   16:39 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Muhammad SAW"][/caption]

SESAAT tersebar kabar kelahiran Nabi Muhammad SAW ke seluruh penjuru bumi hingga langit ketujuh, seraya para malaikat turun berantrian memenuhi hamparan bumi mengucapkan salam dan sholawat atas kelahiran Nabi akhir zaman itu, sekaligus mengucapkan selamat kepada Sayyidah Aminah binti Wahab ibunda suci Nabi Muhammad SAW yang saat melahirkan ditemani secara khusus oleh empat wanita suci yang didatangkan dengan kekuatan Allah dari zaman yang berbeda.

Seketika itu pula, Api Majusi yang selama ribuan tahun tak pernah mati tiba-tiba padam dan tak bisa dinyalakan. Abu Muthalib yang saat itu berada di Ka'bah menyaksikan berhala tiba-tiba tersungkur berjatuhan. Terdengar pada didalam Ka'bah suatu kalimat Tauhid.

"Sewaktu ku berada di dekat ka'bah, patung berhala yang ada di dalam ka'bah tiba-tiba jatuh tersungkur dari tempatnya dalam bentuk bersujud kepada Allah Ta'ala. Aku juga mendengar suara dari dinding ka'bah, 'Nabi terpilih telah lahir yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan aku dari beberapa patung berhala, serta memerintahkan untuk menyembah kepada Dzat Yang Merajai Alam ini." tutur Abu Muthalib kakek Nabi SAW.

Malaikat Allah bersesakan turun memenuhi bumi. Bulan terbelah dan germelap bintang bersinar pijar menarangi malam untuk merayakan dan memuliakan hari yang dijanjikan Allah, akan lahirnya sosok cahaya (Nur) suci kekasih Allah yang akan memberikan rahmat bagi semesta alam.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ
“ Tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat untuk sekalian alam" (QS. Al-Anbiya : 108)

Tak hanya itu, kegembiraan pun tampak pada makhluk Allah di langit, seketika kursiy terlihat bertambah wibawanya. Arsy pun bergetar menyambut kelahiran manusia yang menjadi alasan Allah menciptakan semua mahluknya di penjuru semesta

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ لَمَّا خَلَقْتُ الْاَفْلَاكَ
"Kalaulah bukan karena (penciptaan) engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta"

Saat yang bersamaan, iblis yang telah membangkang dan kafir pada tihta Allah itu, memekik sekeras-kerasnya rintihan dan menangis sepilu-pilunya ratapan, gentar mendengar kabar kelahiran manusia sempurna (insan kamil) yang utama itu.

"Aaaaah, telah keluar ayatul alam dan rahmat bagi anak cucu Adam." pekik Iblis nampak ketakutan di hadapan sekutu dekatnya jin dan setan.

Setelah sebelumnya iblis merasa heran karena tak bisa naik melewati pintu langit untuk mencuri dengar berita langit lalu dibagikan kepada sekutu-sekutu mereka para penyihir dan pemimpin yang zalim dengan tujuan menyesatkan melenggengkan penindasan umat manusia.

"Karena itulah kalian semua telah dicegah untuk naik ke langit," kata iblis melanjutkan.

Bagi para Nabi dan Aulia Allah serta Malaikat kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa agung yang dinanti-nantikan menjadi hujah (bukti) kesempurnaan risalah Allah yang selama ini mereka kabarkan kepada umat manusia disetiap zaman.

Kelahiran Muhammad SAW, sebagai penutup para Nabi sekaligus juga menjadi bukti rahmat cinta Allah SWT kepada umat manusia dan semesta alam seperti yang telah disebutkan Al-Quran.

Untuk itulah, pada kesempatan hari yang agung itu, segenap makhluk Allah menyambutnya dengan penuh suka cita dan rasa syukur. Merayakannya dengan cinta seraya memuja Allah Maha Sempurna itu dengan mengucapkan takbir, tahmid dan tasbih. Kemudian, saat itu juga langit pun dipenuhi senandung salam dan sholawat kepada bayi suci yang memancarkan cahayanya hingga menembus kepenjuru lapis langit ketujuh.

Sementara itu, bagi Iblis dan sekutunya kabar kelahiran Nabi adalah seburuk-buruknya berita. Peristiwa dan hari na'as lagi terkutuk. Dan kelahiran Nabi SAW sama artinya ancaman bagi Iblis dan sekutunya karena dimulainya konsolidasi persatuan para pencinta Nabi dan segera dicukupkannya risalah Allah kepada manusia dan semesta.

Oleh sebab itu, melalui sekutunya, iblis berusaha keras menjauhkan umat dari budaya memperingati kemuliaan hari kelahiran Nabi SAW atau yang dikenal Maulid. Hal ini secara sederhana dikarenakan setiap peringatan maulid dilakukan, akan mengingatkan iblis pada hari na'as dan terkutuk itu, sehinggah mengakibatkan iblis memekik hebat dengan ratapan yang dalam.

Kemudian, relevansinya maulid Nabi dengan persatuan umat akan mencapai titik kesempurnaan, saat persatuan dimaksud dapat menumbangkan kekuatan tirani dan kebatilan di muka bumi. Dengan ditandai, berdirinya suatu sistem dan tatanan sosial yang di pimpin oleh Imam akhir zaman yaitu Imam Mahdi yang menjamin keadilan untuk semua manusia dan makhluknya.
(BERSAMBUNG)

Salam dan sholawat kepada putra Aminah binti Wahab Muhammad SAW..

(Sandakan, 15 Desember 2016)
Twitter: @MYusranRSO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun