Mohon tunggu...
yuni hastuti
yuni hastuti Mohon Tunggu... Guru - Science, religion, together

saya seorang guru biologi, suka menulis dan membaca, juga menyukai fotografi dan traveling. menyerap budaya dan seni serta emosi masyarakat indonesia yang berbeda adat adalah hal fantastik dalam perjalanan hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Kekasih 5

21 Februari 2013   13:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:56 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau telah lupa arti pulang, aku pun hilang makna rumah. Kau selusuri setiap waktuku, tak peduli aku kerja, kau pun mentasbihkan waktumu tanpa label. Hanya dering telpon dan kehausan untuk saling mendendangkan suara menjadi kebutuhan yang tak pernah terpuaskan.Mengenang dan merasakan penuh segenap indah yang lalu. Mencari celah untuk sebuah rasa baru yang terbarui. Manakala suaramu sayup menjauh aku lesap dalam nelangsa. Kupikir ini hanya permainan iseng di waktu senggang kita. Ternyata kamu melangkah jauh dan menguasai hatiku. Rindu yang dulu ku kira nafsu, ternyata rindu yang abadi.Aku yang ingin lepas dari waktu mu nyatanya semakin erat memeluk wujudmu, memenuhi ponselmu dengan pesan pengingat: hei aku menunggumu. Hingga jenuh menjerumuskan ketakberdayaan dalam mati saat engkau berbalik arah menujunya. Mungkin aku akan dengan senang hati menghentikan semua cerita ini dengan tamat yang sebenarnya.Entah durjana apa yang bertahta di otakku hingga mencuri waktumu adalah bahagia berkepanjangan yang menenangkan tidurku. Kali ini aku bukan sekedar menyambutmu di senja saat minum teh. Kamu telah bermetamorfosa di hidupku menjadi pagiku, siangku, soreku dan malamku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun