Mohon tunggu...
Muhammad Yulian Mamun
Muhammad Yulian Mamun Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Tinggal di Banjarmasin, alumni KMI 2006. Menulis tentang sejarah, wisata, ekonomi & bisnis, olahraga dan film.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mental Juara Indra Sjafri

5 Agustus 2024   13:51 Diperbarui: 5 Agustus 2024   15:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuatu yang spesial dari Indra Sjafri adalah mental juara yang selalu ditanamkan ke setiap tim yang dinakhodainya. Berbeda dengan pecundang, pemenang melihat kegagalan sebagai power. Daya dorong untuk memperbaiki kesalahan dan tidak takut melangkah ke depan.

Mental juara di sini bukan hanya selalu ingin menang, tapi juga mentalitas pantang menyerah dan selalu berusaha lebih baik.  Menurut Khairuddin Basori, seseorang dengan mental pemenang akan selalu mencari cara agar kualitas dirinya tumbuh di setiap kesempatan. Saat gagal, sang pemenang melihat kegagalan sebagai cara untuk tumbuh lebih tinggi lagi. Dia tidak mau menyalahkan orang lain. Seorang juara selalu memenuhi dirinya dengan energi positif, percaya diri dapat memenangi pertarungan. Berbeda dengan pecundang yang bermental lembek, mudah menyerah pada problem dan tekanan hidup.

Kepercayaan diri coach Indra tentu berdasarkan persiapan dan analisa yang sudah dilakukan tim kepelatihannya. Indra Sjafri tidak gentar menghadapi negara lain yang lebih tangguh. Meski kadang pernyataan yang dikeluarkan oleh pelatih asal Sumatera Barat ini terkesan arogan bagi sebagian kalangan.

Ketika menghadapi Korea Selatan U-19 di Kualifikasi Piala Asia U-20 tahun 2015 silam, sejak awal penyisihan Indra sudah menargetkan menang. Ada pihak yang menafsirkan sikap optimistis Indra kala itu sebagai sikap jemawa. Sebagian publik mencap dirinya tak tahu diri karena bermimpi menang melawan tim sekuat Korsel.

“Memang banyak yang pesimistis saat itu kalau kita bisa mengalahkan Korsel. Saya waktu itu tanya ke pemain, mereka yakin enggak bisa kalahkan Korsel, dan mereka jawab ‘yakin’. Atas dasar itu, Bismillah saya sampaikan ke publik bahwa kami Insya Allah bisa mengalahkan Korsel di laga terakhir,”ujarnya seperti dikutip dari Kumparan.

Laga fenomenal lainnya adalah saat memimpin timnas U18 di Turnamen Toulon di Prancis tahun 2017. Saat itu Indonesia segrup bersama tim raksasa Brazil, Skotlandia, dan Ceko. Faktanya Indonesia tiga kali kalah, namun permainan yang ditampilkan saat itu membuat bangga. Brasil dihadapi dengan gagah berani. “Penguasaan bola yang sangat tertata ditampilkan oleh Indonesia," tutur komentator dalam Bahasa Inggris.

Egy Maulana, Witan Sulaiman, Rachmat Irianto, dan Muhamad Riyandi adalah beberapa nama dari Turnamen Toulon yang sekarang jadi penggawa timnas senior.


Mental juara lainnya adalah kemampuannuntuk terus belajar dan beradaptasi. Dulu, ia dikenal sebagai pelatih yang gemar menerapkan formasi 1-4-3-3 dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola. Kini, ia lebih fleksibel dan tak ragu mengadopsi strategi bertahan dan serangan balik. Sedikit banyak strategi itu diadaptasi dari gaya permainan timnas senior oleh Shin Tae-yong (STY) yang menggunakan 3 bek dalam formasi 1-3-4-3.

Keberhasilan Indra Sjafri dalam mengadaptasi taktik STY juga menjadi nilai tambah. Ia bisa meneruskan sistem yang telah dibangun di timnas senior, sekaligus memberikan kesempatan kepada pemain-pemain baru yang belum terdeteksi untuk unjuk gigi.

Sebagai penutup saya ingin menegaskan bahwa tulisan ini bukan melempar ide agar coach Indra Sjafri mengganti pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Maksud saya, pelatih berkumis ini berpotensi untuk menjadi pelatih tim nasional B saat nanti piala AFF 2024 bergulir. Mengingat timnas "utama" juga menjalani kualifikasi Piala Dunia dalam waktu yang berdekatan, tidak ada salahnya jika Indonesia menurunkan tim cadangan dalam turnamen AFF 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun