Tekadnya sudah bulat untuk berangkat menyeberangi Laut Merah ke Mesir. Keberangkatan pelabuhan Jeddah berlanjut ke Kota Suez dan diteruskan hingga tibalah ia di Kairo. Tanpa restu berarti tidak ada uang saku dari tanah air. Mansoer pun hidup prihatin dan sederhana. Biaya hidup dan kuliah ia dapatkan dari bekerja paruh waktu di sela-sela waktu belajar.
Suatu hari ia melihat jeroan kambing yang dibuang di salah satu restoran kota Kairo. Di negara Arab, hanya beberapa bagian jeroan yang biasa dimakan seperti hati. Usus dan organ lain tidak lazim jadi konsumsi. Maka ia memberanikan diri untuk meminta sisa perut kambing itu ke pengurus restoran. Meski sempat bingung, restoran pun memberikannya ke Mansoer muda. Malah, pihak restoran senang karena tidak perlu repot mengurusi pembuangan limbah hewan itu. Akhirnya secara rutin Mansoer menerima limbah penuh berkah tersebut dan memasaknya untuk kebutuhan hidup.
Pulanglah ia ke tanah air pada 1915 dan menjadi salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan nasional. Ia aktif di Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Perannya makin penting saat pendudukan Jepang hingga proklamasi kemerdekaan ketika menjadi salah satu dari Empat Serangkai bersama Sukarno, M. Hatta dan Ki Hadjar Dewantara.
Gus Dur dan 20 anjing piaraannya
Presiden Indonesia ke-4 ini memang gudang cerita yang tidak pernah habis. Kiai Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur tidak puas akan sistem pendidikan di Mesir saat ia duduk di tahun pertama Universitas Al Azhar. Singkat cerita ia berganti haluan ke Universitas Baghdad, Irak pada akhir 1960-an dan mendapat beasiswa di sana.
Hasil bergaul dengan mahasiswa dan penduduk setempat, Gus Dur tahu bahwa masyarakat Irak tidak doyan kepala ikan. Sisa kepala ikan menjadi limbah yang tidak berguna dan dibuang begitu saja di pasar.
Maka seperti Mas Mansoer yang meminta jeroan kambing kepada pengelola rumah makan untuk dijadikan lauk, begitu pula Gus Dur. Pemilik toko ikan pun heran melihat orang asing meminta kepala ikan dengan jumlah yang banyak, 20 buah.
"Saya kasih gratis, tapi buat apa sih kepala ikan sebanyak itu?"
"Untuk kasih makan anjing peliharaan saya," jawab Gus Dur.
"Memang ada berapa ekor?"