Saya menulis ini merupakan kegundah-gulanaan saya mengenai pendidikan di Indonesia, Mari saya buka dengan pertanyaan berikut :
"Kenapa sih materi di ujian itu beda banget sama yang diajarin ?".
"Lho ! ini kok soal cerita sih ? beda sama di buku".
Dan pertanyaan retoris yang dilontarkan oleh murid-murid yang merasa sulit mengerjakan ujian.
"Buat apa pak menghitung peluang jumlah dadu yang dilempar 200 kali".
" Memangnya ngitung pakai siomay pakai logaritma ya pak ?".
Dan lain-lain
Dari komentar-komentar yang saya jaring secara mentah di internet saya bisa menyimpulkan bahwa hal yang menjadi kesulitan siswa adalah sebagai berikut :
- Perubahan bentuk soal dari materi bagi ke materi uji
- Tingkat kesulitan soal (HOTS)
- Rasio soal dan waktu
Ternyata tidak hanya murid di Indonesia saja yang merasakan hal yang sama, di luar negeri juga merasa tidak cocok antara bentuk soal di kelas dan ujian, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya anekdot sebagai berikut :
If Andrew has 2 apples and John has 3 apples , Calculate the sun mass !
Tentu saja ini merupakan ungkapan-ungkapan satir yang menggambarkan sulitnya soal ujian (matematika).
Memang gelombang ketidakcocokan sosial ini cukup wajar dikarenakan soal-soal yang diujikan merupakan transisi dari soal LOTS (Low Order Thinking Skill) menuju HOTS (High Order Thinking Skill) dan tentu murid-murid akan terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS jika mereka sudah dibiasakan mengerjakan soal-soal tersebut.
Tetapi hal lain yang menjadi tantangan bagi murid adalah manajemen waktu. Bagaimana agar murid mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjakan semua soal sekaligus untuk keperluan lainnya yang bersifat mendadak (buang air, menghapus dan lain-lain).
Mari kita gambarkan secara matematis.
Jumlah Waktu Ujian = 120 menit
Jumlah Soal Ujian = 50
Jumlah Waktu Per-Soal = 2.4 menit
Jadi jumlah waktu yang diperlukan adalah  2.4 menit yang menurut saya cukup lama. Penghitungan diatas juga masih sangat kasar, karena secara spesifik masing-masing soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda yang juga membutuhkan porsi waktu yang berbeda. Asumsi lain yang dibuat dalam penghitungan tersebut adalah tidak ada pengotor sedikitpun (0%). Mari kita kurangi jumlah waktu dengan pengotor yang diasumsikan. Misal :
Waktu ke kamar mandi = 3 menit
Waktu untuk insiden mendadak (komputer error, terlogout, koneksi terputus) = 5 menit
Jw = 120 - 8
Jw = 112
Jws = 112 : 50
Jws = 2.24 menit
Jws = jumlah waktu per-soal
Asumsi yang sama, jumlah soal tidak peduli tingkat kesulitan di sama ratakan.
Mari kita ambil contoh sampel berupa salah satu paket soal Prediksi Ujian Nasional 2019 SMA IPS . Dengan komposisi sebagai berikut :
Matematika
Soal Mudah : 8
Soal Sedang : 25
Soal HOTS : 4
Soal Khusus : 3
1. Soal mudah yaitu soal yang memiliki karakteristik penerapan penuh dari rumus yang diajarkan di kelas dan tidak di ubah komposisi soalnya.
Misal : Tentukan invers dari f(x)...
2. Soal sedang yaitu soal yang yang memiliki karakteristik penerapan penuh dari rumus dan diubah komposisinya.
Misal : Jika diketahui U3 adalah 2 dan U9 adalah 10...
3. Soal HOTS merupakan soal yang membutuhkan analisis mendalam dalam menginterpretasi makna dari soal.
Alasan mengenai adanya "soal khusus" sebagai hasil dari karakteristik soal yang mempunyai tingkat kesulitan soal sedang namun mempunyai penyelesaian yang cukup memakan waktu (program linier).
- Matematika
Asumsi yang dibuat
- Penghitungan dibuat sekali dan tepat (human error = 0%).
- Soal sangat mudah di sama ratakan dengan soal mudah
Pengaturan porsi waktu dan soal.
Jika memerhatikan rasio antara jumlah soal (40) dan waktu (115 menit) maka :
JWmudah = 23 menit
JWsedang  = 72 menit
JWHOTS = 11,5 menit
JWkhusus = 8,7 menit
Sungguh ide yang bagus untuk memberikan porsi waktu anda kepada soal HOTS dan Khusus jika dirasa kurang menurut anda. Jika pengotor tidak ada maka anda mendapat ekstra waktu 8 menit untuk mengecek jawaban.
Salah satu membiasakan diri dengan soal HOTS adalah berlatih mengerjakan soal-soal HOTS itu sendiri seperti, mengerjakan soal-soal UN tahun lalu, prediksi UN dan lain-lain.
Salah satu cara untuk mempercepat waktu mengerjakan soal adalah cara cepat, khususnya matematika. Entah kenapa guru di sekolah jarang memberikan jurus cepat dalam menjawab soal-soal, khususnya matematika seperti layaknya guru bimbel, dengan memberikan jurus jitu diharapkan siswa dapat menekan waktu seminimal mungkin, seperti pada contoh berikut :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H