Weekend kemarin pada kemana nih? Ya kemanaaja yang penting bermanfaat. Ada event menarik kemarin di Yogyakarta, tepatnya di Jogja Expo Center (JEC). Yaitu Mocosik Festival. Ada yang kesana? Alhamdulillah saya kesana weekend kemarin. Mocosik festival adalah sebuah festival tahunan yang di selenggarakan di kota Yogyakarta dalam mengapresiasi buku dan dunia permusikan.Â
Mocosik dalam literasi Jawa yang berarti "baca dulu" terdiri dari dua kata, moco: membaca sedangkan sik artinya: dulu. Mocosik dalam festival Mocosik merupakan akronim dari baca dan sik yang menjadi penggalan dalam kata musik : "sik."
Merayakan buku dan musik dengan cara yang seru, seperti sajian talkshow dunia perbukuan dan anak muda dengan narasumber terpopuler dan terkini serta penampilan artis-artis dan musisi terbaik dari negeri ini. Tidak hanya itu, festival mocosik juga menggelar bazzar buku dari banyak penerbit dengan harga diskon spesial, pameran seni dan desain sampul buku di tambah festival kuliner.
Mocosik saya rasa perlu diapresiasi, mengingat minat baca masyarakat Indonesia masih sedikit sehingga melalui festival tersebut muncul kembali gairah untuk membaca buku. Harga tiket konser Mocosik harus ditukarkan dengan buku di pameran buku selama acara. Bisa nonton konser dapat buku lagi! Wah Wah Wah!
Hari Pertama
Konser musik di meriahkan oleh Puresaturday, Melancholic di siang haripukul 13.00-14.35, Letto, Rio Febrian dan Kahitna pada malam hari pukul 19.45-22.35. Sementara untuk talkshow buku dan literasi bersama Sapardi Djoko Damono dan Seno Gumira Ajidarma. Ada juga pembukaan arsip 25 tahun Buldanul Khuri Berkarya dengan musikalisasi Jubing Reda. Sayangnya  saya baru bisa hadir saat konser malam hari saja, untuk talkshow saya tak menyaksikan.
 Dibuka dengan penampilan Letto, dengan lagu andalannya seperti Ruang Rindu, Sebelum Cahaya sukses membawa orang-orang bernostalgia pada zamannya sewaktu Letto sedang naik daun. Selain itu Letto juga membawakan lagu nusantara yang hampir jarang kita dengar untuk generasi zaman now kecuali pada acara-acara tertentu yaitu Gundul-Gundul Pacul.Â
Setelah Letto, penonton disuguhkan dengan penampilan Rio Febrian. Beberapa lagunya membuat penonton baper alias terbawa perasaan. Sebagai penutup penampilan Kahitna tidak kalah luar biasa dari yang sebelumnya. Kahitna yang sudah sangat populer untuk pendengarnya dari masa ke masa. Lagunya syahdu juga sendu seperti yang dibawakannya Takkan Terganti dan lagu-lagunya yang lain.
Tidak kalah meriahnya seperti hari pertama, hari kedua juga disambut dengan sangat antusias oleh penonton. Lagi-lagi saya hanya menyaksikan saat konser malam hari. Pada siang hari pukul 13.00-14.35 di isi oleh Neonomora dan Frau. Talkshow buku oleh Yovie Widianto dan Garin Nugroho. Malam hari saat konser diisi oleh Ten 2 Five yang membawakan lagu andalannya You, tidak lupa juga mereka membawakan lagu nusantara yaitu Lir-Ilir. Lagu nusantara yang hampir punah dan nyaris jarang di dengar.Â
Saya senang melalui festival mocosik 2018 lagu itu kembali didengarkan untuk generasi-generasi mendatang. Karena, jika bukan kita siapalagi yang akan melestarikan lagu nusantara kita sendiri. Setelah Ten 2 Five ada Tompi yang menghanyutkan penonton dalam alunan nada dan lagunya. Lagu-lagu yang dibawakan adalah Menghujam Jantungku, Selalu Denganmu, Sedari Dulu dan beberapa lagunya yang hits pada saat itu.Â
Berhenti sejenak dari Tompi, penonton tidak lama kemudian kembali disuguhkan oleh penampilan Tulus. Lagu-lagunya berhasil membuat penonton terhibur dan baper, (bawaperasaan). Langit Abu-Abu, Sewindu, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, Monokrom dan penutup adalah Manusia-Manusia Kuat.
Masih berlanjut, Mocosik 2018 menambah keseruan merayakan buku dan Musik. Tidak ada konser di siang hari. Talkshow buku pertama bersama Afrizal Malna, Edi Ah Iyubenu, MuhidinM. Dahlan, Mahfud Ikhwan dan Aan Mansyur, Kamila Andini pada talkshow kedua. Sementara diskusi buku Adu Janji bersama Ong Hari Wahyu dan Bul danul Khuri.Â
Konser musik di isi oleh Sirkus Barock, Glen Fredly dan Slank. Lagu-lagu yang dibawakan sangat menghibur, seperti Di Hatimu Aku Berlindung, Hio, dari Sirkus Barock. Mereka nyentrik banget, ternyata band ini terbentuk sudah lama, salah satualbumnya diluncurkan pada tahun 1975. Makanya saya cukup asing sama band ini. Hehehe. Alhamdulillah melalui Mocosik, wawasan saya bertambah untuk mengenal band Sirkus Barock yang sudah ada sebelum saya lahir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H