Tak lama kemudian kami berkeliling mengelilingi lokasi yang akan dijadikan Museum Rumah Atsiri, pihak pengembang sudah merancang grand design museum ini supaya bisa dinikmati oleh semua kalangan termasuk difable. Rencana pembangunan Museum Rumah Atsiri yang dulunya bernama Citronella ini tentunya tidak akan meninggalkan nilai-nilai sejarah masa lalu. Bahkan ketika kami berkeliling, saya juga mendengarkan cerita dari Pak Markhaban yang dulu juga sempat bekerja di pabrik tersebut sebelum akhirnya tidak beroperasi selama puluhan tahun.
Dari cerita pak Markhaban, Pabrik Atsiri ini dulunya sering terkena gempa, sehari bisa duapuluhan kali, akan tetapi bangunan tetap tahan dan tanpa retak. Proyek yang di gagas oleh Pak Soekarno ini memang dirancang untuk proyek jangka panjang. Meskipun harus berpindah tangan ke beberapa pihak hingga sekarang. Pada saat di bangunan yang masih berdiri kokoh tersebut, sebelumnya terdapat sisa-sisa bekas pondasi mesin termasuk Boiler, yaitu alat sebagai penyuling Minyak Atsiri dan saat ini sudah tidak ada keberadaannya. Dari informasi yang saya dapat dari Mbak Sri, katanya besi-besi yang seharusnya bisa dijadikan saksi bisu dan di museumkan tersebut udah dijual ke pihak sebelumnya oleh pengusaha asal Madura.
Pemerintah Indonesia waktu itu memang sengaja merancang dan membangun bangunan ini di daerah pegunungan yang curah hujannya cukup tinggi, tentunya pemilihan tersebut selain syarat tumbuh budi daya sereh di cuaca yang lembab, Ir. Soekarno berharap pabrik ini konon bisa menyejahterakan masyarakat sekitar. Namun sayangnya ketika mulai beroperasi di tahun 1966 gejolak politikpun terjadi, kurang lebih 80% baru selesai dibangun. Pabrik Atsiripun akhirnya tidak jelas pengelolanya, dan akhirnya pengelola terakhir dari PT Intan Purnama Jati, lalu memindah tangankan ke pengelolanya sekarang yaitu PT Atsiri Indonesia 2015 kemarin.
Saya pribadi sangat bersyukur, karena ada pihak yang akhirnya mengakusisi Rumah Atsiri ini tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah. Setelah di akusisi oleh pemilik dari Rumah Rempah (PT Atsiri Indonesia) , rencanya pembangunan kembali dari Pabrik Atsiri ke Museum Atsiri akan di gunakan sebagai wahana  edukasi serta ilmu pengetahuan mengenai Atsiri di kedepannya. Selain itu nantinya juga  sebagai tempat hiburan dan tujuan wisata khususnya di Kabupaten Karanganyar.
Keberadaan Museum Atsiri untuk ilmuPengetahuan ke Depan
Grand desain mengenai museum sudah direncanakan matang-matang oleh pengelolanya sekarang. Nantinya di sekitar area museum, terdapat taman bunga, selain itu rencananya akan ditanami semua tanaman yang berkaitan dengan Minyak Atsiri, berbagai macam tumbuhan seperti sereh, nilam, kayu putih, kenanga, cempaka, cengkeh, mawar, gandarusa, laos besar, temu girang, jahe, sudah disiapkan untuk ditanam beserta bibitnya. Tentunya dari bahan baku yang sudah saya sebutkan tersebut sudah mewakili dari berbagai bagian tanaman mulai dari daun, bunga, buah,batang, akar hingga biji.