Tak lama kemudian saya beserta 13 orang peserta tour lainnya menuju ke Rumah Atsiri yang terletak di Lereng, Gunung Lawu, tepatnya di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu. Perjalanan kami menempuh kurang lebih 35 Km dari rumah rempah, Kebetulan ketika itu saya kebagian jadi driver, dalam  perjalanan saya mendengarkan cerita dari Mbak Sri bersama 3 rekan lainnya yang berada di dalam satu mobil dengan saya.
Selama perjalanan, mbak Sri bercerita bahwa dia sempat mencari tau secara detail sejarah dari rumah Astiri tersebut, dan akhirnya mbak Sri bersama rekannya bertemu dengan keluarga Almarhum Sastro Lawu. Lalu siapa Sastro Lawu? Kata mbak Sri bahwa Sastro Lawu adalah salah satu komandan utusan Pak Karno yang memimpin Batalion Lawu dan sangat di segani saat itu pada masa setelah perang kemerdekaan. Beliau di perintahkan untuk mencari lokasi yang cocok untuk pembangunan pabrik minyak sereh yang disebut dengan Citronella yang merupakan salah satu jenis dari minyak Atsiri tersebut.
Selain komandan Sastro Lawu, tokoh yang berperan penting dari Citronella ini adalah Prof. Harjono, beliau adalah seorng Prof pertama di Indonesia dibidang Atsiri, dan mengembangkan keilmuannya di di Citronella pada tahun 1964 silam, selain belajar, meneliti tentang Atsari. Prof Harjono juga mengajarkan masyarakat sekitar bagaimana mengelola tanaman yang bisa menghasilkan minyak dari sereh tersebut.
Bahkan sebelum berangkat ke Rumah Atsiri, saya melihat sendiri dokumen-dokumen perjanjian antara pemerintah Indonesia yang di wakili oleh Ir. Soekarno dengan Bulgaria, Banyak sekali bukti otentik mulai dari surat perjanjian hingga blue print dari perancangan pembangunan Pabrik Minyak Atsiri tersebut. Beberapa lembaran kertas yang sudah berwarna coklat seolah – olah menceritakan, inilah bagian rancangan masa depan industri di Indonesia.
Lewat cerita Mbak Sri, Prof Harjono juga menceritakan bahwa beliau melihat sendiri pada saat pabrik tersebut dibangun. Mulai dari pondasi, besi hingga mesin-mesin pengelola minyak atsiri hingga tenaga ahli dari Bulgaria juga ikut di datangkan oleh Ir. Soekarno untuk mengerjakan yang konon merupakan salah satu dari proyek Mercusuar presiden pertama kita.
Setelah kurang dari satu jam perjalanan akhirnya saya dan rekan-rekan sampailah di Rumah Atsiri, kami pun semakin penasaran dengan cerita mengenai Rumah Atsiri atau yang dulu di kenal dengan sebutan Pabrik Minyak Citronella yang dulu masih di kelola oleh BUMN. Namun kami harus berhenti sejenak untuk istirahat dan sholat Dhuhur, suguhan teh hangat dan ketela goreng yang menemani suasana santai saat itu.