Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Harian Lepas

* Seorang Kuli yang Mencoba Beropini. * Pegiat Filsafat, Sastra dan Budaya. * Blog : www.yokonikopinion.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Karena Ilmu akan Selalu Bermanfaat

20 Oktober 2024   20:38 Diperbarui: 20 Oktober 2024   21:22 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar : Dokumen pribadi

Nah teman - teman kompasianer, suatu ketika salah satu jarum yang berfungsi mengencangkan niple pada velg dari mesin produksi ini, patah. Dan untuk menggantinya dengan jarum baru sangat sulit. Karena patahan itu ada di dalam soket yang nantinya bersentuhan langsumg dengan motor penggerak jarum. Untuk mengganti jarum yang baru, terlebih dahulu harus mengeluarkan patahan yang ada di dalam soket. 

Namun untungnya bagi saya, ketika kejadian jarum patah ini, kepala mekanik kami tidak libur. Jadi saya serahkan problem ini ke tangan beliau. Karena memang beliaulah yang paling bertanggungjawab terhadap perawatan dan perbaikan kerusakan mesin dan alat produksi.

Meskipun terbilang  sebagai orang yang berpengalaman dalam bidangnya, bukan waktu yang singkat baginya untuk menyelesaikan masalah ini. Saya mengamati, beliau cukup kewalahan karena memang tingkat kesulitan mengeluarkan patahan jarum cukup tinggi. Kalau saya bayangkan memang sudah melawan hukum fisika, dimana tidak ada lagi tuas yang bisa diputar, alhasil harus diputar menggunakan semacam jarum kecil agar patahanya keluar. Dan ini sangat sulit karena harus mengerahkan gaya atau tenaga yang besar. Hampir satu jam waktu dihabiskan untuk mengeluarkan patahan ini. 

Namun naas bagi saya adalah, kemarin kejadian serupa kembali terjadi. Jarum mesin patah lagi. Dan yang membuat saya seolah mengalami peristiwa naas kuadrat adalah kepala mekanik saya tidak masuk kerja. Biasanya urusan seperti ini ditangani oleh beliau.  Karena beliaunya tidak masuk hari itu, jadilah saya yang tanpa pengalaman dan tidak memiliki ilmu mekanik yang memadai harus menyelesaikan masalah ini. 

Sempat bingung dan tidak tahu bagaimana caranya, saya mencoba cara yang pernah dilakukan oleh kepala mekanik saya waktu itu. Dan hasilnya? Ya, jangankan drat mengalami pergeseran sedikit, yang ada malah tangan saya hampir tertusuk jarum yang saya gunakan untuk mengeluarkan patahan dalam soket tersebut. Kini saya seolah mengalami peristiwa naas pangkat tiga.  Jarum mesin produksi patah, kepala mekanik tidak masuk, saya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalaan, dan jari saya hampir tertusuk.

Bengong sebentar, saya mulai mikir bahwa ini akan sangat mengganggu proses produksi hari ini. Bisa jadi saya di omelin habis - habisan. 

Ditengah kebingungan dan keadaan yang tertekan, tiba - tiba saya dibawa ke ingatan masa 14 tahun lalu yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, tentang sifat besi yang akan memuai ketika dipanaskan. Dengan segera, saya lalu pergi meminjam korek api milik teman, mengambil tang dan mulai membakar soket yang terbuat dari besi tersebut. 

Meski bukannya tanpa tenaga dan usaha yang sama seperti sebelumnya, saya mulai menusuk dengan jarum kecil dan memutar patahan kecil itu ke kiri. Dan ya, seperti yang Anda bayangkan, drat mulai bergeser perlahan dan lama - lama semakin ringan, dan akhirnya patahan berhasil keluar. Saya kemudian menggantinya dengan jarum yang baru dan segera memasang kembali ke dalam mesin. Dan puji Tuhan, kegiatan produksi hari itu kembali berjalan normal karena mesin kembali bisa beroperasi.

Sungguh sebuah ilmu yang barangkali bagi banyak orang adalah hal sepele dan biasa saja, tapi bagi saya yang saat itu dalam kondisi terdesak, ilmu yang sekecil itu berhasil membuat hari saya yang seharusnya buruk berlalu dengan sedikit kepuasan dan kebanggaan. Kebanggan karena saya masih mengingt ilmu yang sudah hampir usang dikepala saya, kini berhasil menyelesaikan suatu persoalan.

Terkadang kita merasa minder dan malu karena sesuatu yang kita miliki sangat sedikit dibandingkan dengan apa yang dimiliki orang lain. Namun semoga dengan pengalaman saya ini, memberikan sebuah inspirasi untuk tidak lagi minder dan malu dengan apa yang kita miliki. Seberapa pun sedikitnya yang kita miliki, serendah apapun level pengetahuan yang kita ketahui, tetaplah bersyukur untuk itu, kalau tidak berlebihan bolehlah sedikit berbangga sambil tetap menjaga diri untuk tidak sombong. Sesuatu yang kita pahami hari ini, mungkin tidak berguna, tetapi bisa sangat bermanfaat dimasa yang akan datang. Kalaupun tidak berguna bagi orang lain, minimal berguna bagi kita sendiri, menyelesaikan persoalan hidup kita sendiri. Dengan demikian kita meminimalisir untuk menjadikan diri kita beban dan merepotkan orang lain, apalagi sampai merugikan orang lain.

Sumber gambar : Dokumen pribadi
Sumber gambar : Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun