Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Biasa

Pria Juga Boleh Bercerita. Pegiat Filsafat, Sastra dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Adalah Sebuah Cerita

7 September 2024   17:30 Diperbarui: 8 September 2024   17:36 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup sebagai makhluk sosial, berat rasanya jika kita tidak berinteraksi dengan manusia lain. Bahkan seorang introvert akut sekalipun, tetap memerlukan satu atau dua orang dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang manusia. Kita bertemu, berinteraksi dan bahkan menjalin hubungan dengan orang lain, baik antara individu mauppun dengan kelompok atau organisasi.

Di dalam kehidupan sosial dengan orang lain itu, kita menemukan berbagi macam karakter dan sifat dari setiap individu. Ada yang kita sebut sebagai orang baik dan ada juga orang jahat. Dan ini membuat kita akhirnya terjepit dalam pusaran pertanyaan besar tentang apa sebenarnya hidup? Apa atau siapakah manusia itu di dalam kehidupan ini? Kenapa ada orang  dengan berbagai sifat dan karakter tertentu? 

Kenapa harus ada kejahatan yang dilakukan oleh penjahat ( koruptor, pembunuh, penipu, pemerkosa, pencuri) yang berakhir pada cahos, kebencian antar sesama, perasan cemas dan tidak bahagia? Kenapa bukan hanya ada orang dengan karakter dan sifat yang baik - baik saja, sehingga hanya akan ada kebaikan, kebahagian dan ketenangan? 

Lalu yang lebih parah lagi kemudian adalah sebuah ironi ; Bagaimana mungkin, dalam skema yang tampaknya diatur oleh entitas yang lebih besar dari manusia itu sendiri, ada kejahatan yang merajalela dan ketidakadilan yang menimpa mereka yang lemah? Mengapa seseorang atau sekelompok yang penuh kebaikan bisa berakhir dalam penderitaan, sementara pelaku kejahatan tampak berjalan tanpa hambatan, hidup lebih aman, tenteram dan tampak bergembira dan tersenyum  bahkan setelah melakukan kejahatan?Apakah ada penjelasan yang lebih dalam tentang bagaimana hidup bekerja, atau adakah sesuatu yang lebih besar dari sekadar kebetulan yang membentuk kejadian atau pengalaman - pengalaman ini? 

Untuk menjawab pertanyaan filosofis yang berangkat dari kenyataan di atas tentang hidup dan kompleksitasnya itu, maka sebuah jawaban coba diajukan bahwa hidup itu sepertinya adalah sebuah cerita. Dan kita manusia atau individu adalah pembaca dari cerita kehidupan kita sendiri. 

Kita adalah bagian dari cerita yang sedang kita baca saat ini yang mungkin berperan sebagai protagonis dan mungkin saja sering menjadi korban, atau bahkan malah tanpa kita sadari, kita adalah pelaku kejahatan atau karakter antagonis dari cerita yang sedang kita baca.

Hidup sebagai seorang pembaca cerita bertajuk hidup dan kehidupan, mengharuskan kita, untuk menerima semua kenyataan yang ada. Sebuah kenyataan akan adanya karakter tertentu dari setiap individu. Kita harus menerima dan bahkan mencintai penjahat dan kejahatan yang dilakukannya. Kita tidak bisa hanya menerima dan mencintai orang dengan sifat yang baik serta segala kebaikannya dan mengelak terhadap yang jahat dan segala perbuatannya yang jahat.

Layaknya sebuah cerita yang terdiri dari berbagai karakter, dunia ini juga dipenuhi oleh berbagai jenis orang seperti itu. Dan sebuah cerita memang harus seperti demikian.Ini tentu merupakan situasi yang sangat sulit dan bahkan mustahil untuk dilakukan, tapi kita harus melakukannya.  

Namun yang menarik disini tentu saja adalah sebuah kenyataan yang lain yakni bahwa sebuah cerita yang benar-benar bagus tentu tidak akan pernah semata-mata berfokus pada kebaikan atau keburukan. Konflik, pertentangan, dan ketegangan adalah elemen-elemen esensial yang membentuk struktur cerita yang menarik dan mendalam. Tanpa kehadiran tokoh antagonis, sebuah cerita tidak akan hidup, cerita akan menjadi monoton dan tidak berbobot. Dan kita pembaca akan merasa bosan. Oleh karenanya, sebagaimana dalam novel yang hebat, cerita kehidupan kita juga menuntut kita untuk menerima, bahkan mencintai, kedua sisi dari koin yang ada—baik dan jahat—karena dari sinilah kekuatan dan keindahan cerita berasal. 

Setiap peristiwa, setiap keputusan, dan setiap interaksi kita diciptakan dengan tujuan tertentu yang membentuk sebuah narasi yang bukan hanya menuntut perhatian kita, tetapi juga membangkitkan rasa ingin tahu yang mendalam. 

Kehidupan sebagai sebuah cerita berarti bahwa kita tidak dapat sepenuhnya menebak akhir dari kisah kita. Bab-bab yang kita baca hari ini tidak menjamin bagaimana akhir cerita akan berlanjut. Plot twist yang mengejutkan mungkin saja datang pada saat yang tak terduga, mengubah seluruh arah cerita yang telah kita duga sebelumnya. 

Seperti dalam karya sastra yang paling kompleks, ada elemen kejutan dan ketidakpastian yang menambah daya tarik cerita kehidupan kita. Kita tidak pernah benar-benar tahu apakah bab penderitaan  akan berlanjut hingga akhir cerita atau justru akan diikuti oleh bab-bab kebahagiaan yang tak terduga.

Terkadang, saat kita tengah membaca bab yang penuh kesulitan dan penderitaan, kita mungkin tergoda untuk membandingkan cerita kita dengan cerita orang lain. Mungkin kita melihat seseorang yang telah mencapai bab kebahagiaan, dan hal ini bisa memunculkan rasa frustrasi atau keraguan pada diri kita. Namun,setiap cerita memiliki ritmenya sendiri, dan membandingkan narasi kita dengan orang lain hanya akan membuat kita kehilangan fokus. Setiap individu memiliki alur cerita yang unik, dan keindahan dari cerita kita terletak pada bagaimana kita menghadapinya dengan penuh perhatian dan keberanian.

Pun demikian halnya ketika kita merasa berada di bab kebahagiaan dan merasakan euforia kesuksesan, kita mungkin menjadi jumawa dan merasa bahwa akhir cerita kita sudah pasti bahagia. Namun, seperti halnya dalam setiap cerita epik, tidak ada yang bisa benar-benar memastikan bagaimana kisah kita akan berakhir. Keseimbangan antara keberanian dan kerendahan hati sangatlah penting. Kita harus mampu menikmati bab kebahagiaan kita tanpa melupakan bahwa cerita kita mungkin masih menyimpan bab-bab yang belum kita ketahui.

Cerita yang kita baca saat ini, ditulis pada waktu yang tidak pernah kita ketahui. Apakah cerita ini dimulai sejak kita lahir atau bahkan sebelum itu, tidak ada yang benar-benar tahu. Mungkin ada elemen yang ditentukan jauh sebelum kita menginjakkan kaki di dunia ini, atau mungkin cerita ini akan berlanjut bahkan setelah kita meninggal. Meskipun kita tidak bisa mengontrol atau mengetahui setiap detail dari cerita ini, kita memiliki kekuatan untuk membaca dan menikmati setiap bab dengan sepenuh hati. Kita harus mampu mencintai dan memahami setiap karakter dalam cerita kita, karena setiap individu—baik atau buruk—memainkan peran yang tak tergantikan dalam membentuk alur cerita kita.

Sebagai pembaca cerita berjudul hidup dan kehidupan, kita memiliki tanggung jawab untuk menghadapi setiap bab dengan keberanian dan kebijaksanaan. Dalam setiap tantangan dan kemenangan, kita belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri dan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan dunia sekitar. 

Kita harus mengingat bahwa, pada akhirnya, hidup adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh penulis jenius, dan kita hanya bisa menjadi pembaca yang setia, siap untuk menikmati setiap kata dan frasa yang dihadirkan. Kita tidak bisa menebak bagaimana cerita ini akan berakhir, tetapi kita dapat memastikan bahwa kita akan menjalani setiap bab dengan penuh rasa syukur dan cinta.

Dengan memahami dan menghargai kehidupan sebagai sebuah cerita, kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi setiap bab yang akan datang. Kita akan lebih mampu mencintai setiap karakter yang muncul, dan menghargai setiap plot twist yang mungkin terjadi. Ini adalah perjalanan yang luar biasa, dan kita adalah pembaca yang beruntung untuk menyaksikannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun