Mendengarkan musik atau lagu pop daerah selalu menghadirkan kesan dan pesan tersendiri. Hal ini karena hampir dalam setiap lagu daerah, terdapat berbagai macam nilai yang perlu dipetik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Selain mengandung nilai atau pesan moral, lagu daerah juga seringkali bersifat menghibur dan menghadirkan canda tawa saat didengarkan. Melalui lirik-liriknya yang ceria dan ritme yang meriah, lagu-lagu pop daerah juga mampu mengangkat semangat dan menjaga keceriaan di tengah-tengah kesibukan kita. Dengan mendengarkan musik daerah, kita dapat merasakan kekayaan budaya serta keunikan setiap daerah - adat istiadat, gaya komunikasi atau kearifan lokal tertentu yang pada gilirannya dapat mempererat rasa persatuan dan kesatuan antar sesama.
Di daerah Manggarai, salah satu contoh lagu daerah yang populer adalah "Bokak de Kraeng Tongka". Lagu ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya lokal, tetapi juga mengandung makna mendalam yang bisa diresapi oleh pendengarnya.
Ada dua versi yang bisa menjelaskan cerita di balik terciptanya lagu ini. Yang pertama adalah versi ilmiah, melalui penelitian yang menyediakan informasi tentang latar belakang sejarah dan konteks budaya di mana lagu ini muncul. Dan yang kedua adalah versi cerita dari mulut kemulut yang beredar di masyarakat Manggarai dan mungkin tidak terlalu penting untuk diulas lebih dalam disini. Sebab antara kedua versi ini, tidak ada perbedaan yang terlalu berarti dalam menjelaskan asal - usul terciptanya lagu Bokak de Kraeng Tongka.
Sebelum lebih jauh membahas dan mengulas tentang lagu ini, berikut  adalah lirik lagu bokak de kraeng tongka dengan dengan terjemahan bahasa Indonesia.
BOKAK KRAENG TONGKA
Bokak Kraeng Tongka o...
o...o... bokak Kraeng Tongka o ...
wai sale Kolang sale Kolang kokor gola o...
Caik aku sale o...
o... o... caik aku sale o...
labok neteng kampong ngo pala gola malang o ...
Bokak Kraeng Tongka o ...
o... o bokak Kraeng Tongka o...
amang dehau wa cama neho babay o ...
Caik aku wa o ...
o... o... caik aku wa o...
lelo laku amang o ... amang lanta racap o...
Bokak Kraeng Tongka o...
o...o... bokak Kraeng Tongka o ...
inang dehau sina cama neho Cinay o ...
Caik aku sina o...
o... o... caik aku sina o ...
lelo laku inang o ... inang rucuk ringgam o ...
Berikut terjemahannya :
Leher Tuan Juru Bicara o
o ... o leher Tuan Juru Bicara o ...
nikah dengan orang Kolang di Kolang masak g
Ketika saya tiba di sana o
o... o... ketika saya tiba di sana o...
kembara tiap kampung pergi berburuh gula aren batangan
Leher Tuan Juru Bicara o ...
o... o... leher Tuan Juru Bicara o ...
ayah mertuamu di seberang sama seperti baba o ...
Ketika saya tiba di seberang o ...
o... o... ketika saya tiba di seberang o ...
saya lihat ayah mertua o ... ayah mertua jarak rusuk o ...
Leher Tuan Juru Bicara o ...
o... o... leher Tuan Juru Bicara o
ibu mertuamu di seberang sama seperti Cina o...
Ketika saya tiba di seberang o ...
o ... o... ketika saya tiba di seberang o ...
saya lihat ibu mertua, o ... ibu mertua kurus kering o ...
Secara harfiah, Bokak De Kraeng Tongka artinya adalah Lehernya Juru Bicara. Tapi, dalam konteks lagu ini, dapat dipahami atau diartikan sebagai kata - katannya juru bicara. Dalam adat istiadat Manggarai, khususnya dalam  perkawinan adat, dikenal yang namanya Tongka. Tongka merujuk pada sesorang  yang dijadikan juru bicara pada saat pertemuan ( cumang cama tua'a) keluarga mempelai laki - laki dan keluarga mempelai perempuan yang hendak melakukan pernikahan adat.  Kata Kraeng digunakan karena biasanya, sang jubir adalah seorang laki - laki.
Meski lagu ini belakangan viral dan lumrah diputar oleh setiap orang, baik dalam acara atau pesta tertentu maupun dalam keadaan santai, namun sebenarnya lagu ini pada mulanya  tercipta untuk secara khusus didendangkan pada saat pesta  perkawinan adat di Manggarai.
Konon katanya, berdasarkan cerita yang beredar dalam masyarakat Manggarai, yang kemudian  sering dijadikan anekdot atau sumber kelucuan saat mendengar lagu ini, bahwa lagu Bokak De Kraeng Tongka menceritakan ketidaksesuain pembicaraan Kraeng Tongka dihadapan pihak keluarga mempelai perempuan.
Namun lebih jauh,  esensi atau makna yang terkandung  dalam  lirik lagu ini sebagaimana yang dimuat dalam Dimensi Estetis Lagu Rakyat Bokak Kraeng Tongka  Sebagai Wadah Pengungkap Dusta dalam Perkawinan Adat Masyarakat Manggarai,   oleh HISKI  ( Himpunan Sarjana Kesuastraan Indonesia ) INTERNATIONAL CONFERENCE ON LITERARY
LITERACY AND LOCAL WISDOM, bahwa lagu ini mengandung dimensi estetis yaitu sebagai sarana pengungkap dusta dalam perkawinan adat masyarakat Manggarai.
Sampai disini ditemmukan benang merah bahwa cerita yang beredar dalam masyarakat Manggarai selama ini terkait lagu Bokak de Kraeng Tongka dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh lembaga dan kelompok intlek tertentu, ada kesesuaian satu sama lain.
Lebih lanjut, jurnal ini juga menjelaskan tentang fenomena linguistik dalam lagu BKT yang ditandai oleh asonansi simetris dan asimetris, yang mencerminkan keindahan bentuk dan mengundang kenikmatan inderawi saat didengarkan. Lagu BKT juga dianggap sebagai wadah makna yang mengungkapkan realitas palsu terkait dengan kondisi sosial-ekonomi dan fisik dalam konteks perkawinan adat Manggarai.
Bisa disepakati bersama bahwa memang, jika kita memperhatikan dengan saksama  syair atau lirik lagu  BKT  ( Bokak de Kraeng Tongka ) Manggarai, terdiri dari 6 bagian yang saling terkait.
Bagian pertama dan kedua menceritakan tentang kehidupan ekonomi keluarga pria dari Kolang yang menikahi wanita dari Manggarai bagian tengah. Bagian ketiga dan keempat menggambarkan fisik ayah mertua yang sangat kurus. Bagian kelima dan keenam menggambarkan fisik ibu mertua yang juga sangat kurus.
Struktur dan pilihan kata-kata dalam syair ini menciptakan keindahan tersendiri dan memberikan pengalaman yang menyenangkan saat didengarkan, terutama karena penggunaan yang berulang-ulang dari bunyi-bunyi vokal yang mirip atau berbeda.
Dari sini  bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa lagu BKT ( Bokak de Kraeng Tongka ) selain hadir sebagai  cerita anekdot yang lucu ( versi orang awam tertentu) , lagu ini juga memiliki dimensi estetis yang penting dalam konteks budaya dan komunikasi dalam kehidupan masyarakat Manggarai secara umum.
Dengan demikian, lagu BKT (Bokak de Kraeng Tongka) muncul sebagai simbol budaya yang penting dan sarana komunikasi yang kuat dalam kehidupan masyarakat Manggarai. Selain menghibur dengan cerita anekdotnya yang lucu, lagu ini juga memperkaya dimensi estetis dalam konteks budaya lokal, mencerminkan kearifan dan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh masyarakat Manggarai secara luas.
Refferensi :
1. Cerita tutur dalam masyarakat      Manggarai
2.https://prosiding.hiski.or.id/ojs/index.php/prosiding/article/view/118/122 https://prosiding.hiski.or.id/ojs/index.php/prosiding/article/view/118/122
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI