Mohon tunggu...
M Yusuf Shandy
M Yusuf Shandy Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Bulukumba (Sul-sel), besar di rantau ilmu. Sekarang numpang hidup di Ibukota Indonesia. Sehari-hari bekerja di bidang "Menebar Ilmu dan Manfaat". Pendidikan: Sekolah Pascasarjana, Bogor

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nikmatnya Memperbanyak Sujud

23 Desember 2010   10:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersujud di hadapan Allah SWT termasuk ibadah yang paling mulia sekaligus sebagai sarana paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena, kata Rasulullah Saw, “Saat dimana seorang hamba paling dekat kepada Tuhannya, Allah Azza Wajalla, adalah ketika dia bersujud....” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

Namun, tahukah Anda bahwa dengan banyak bersujud maka muatan-muatan listrik yang ada dalam tubuh kita akan kelaur karena diserap oleh bumi (tanah)?

Abdurrahman Al-Asymawi, seorang ulama terkemuka berkebangsaan Mesir dalam bukunya yang berjudul Basysyiru Wa La Tunffiru mengatakan, setiap hari tubuh menyerap cahaya dan tenaga listrik magnetis yang tak sedikit jumlahnya melalui perangkat-perangkat listrik yang kita gunakan. Sehingga dengan demikian tubuh ini menjadi alat untuk menyerap cahaya listrik magnetis dalam jumlah banyak. Artinya, tubuh mengangkut sejumlah tenaga listrik tanpa kita sadari.

Ketika kita mengalami influenza, badan terasa pegal, berat, sesak, malas dan lemah, hal ini menandakan bahwa tubuh sedang merasakan sesuatu dari muatan magnetis tersebut. Lalu bagaimana jalan keluarnya?

Melalui riset ilmiahnya, seorang peneliti Barat yang non-muslim mengemukakan bahwa metode paling jitu untuk “mensucikan” tubuh dari kandungan listrik positif (yang berbahaya bagi tubuh) adalah dengan mengarahkan ubun ke bumi (tanah) lebih dari sekali. Karena, tanah itu sifatnya negatif maka ia akan menarik muatan lsitrik yang positif, yang terdapat dalam tubuh. Hal yang sama juga terjadi pada aliran (kabel) listrik dari gedung-gedung yang dialirkan ke dalam tanah. Tujuannaya adalah untuk menarik muatan listrik yang ada pada petir ke arah tanah.

Lebih jauh dia menjelaskan metode paling tepat adalah menempelkan ubun-ubun ke tanah secara langsung seraya memfokuskan arah pandangan ke arah pusat bumi. Karena, dalam keadaan seperti itu, muatan lsitrik yang ada dalam tubuh akan terserap oleh bumi sacara lebih kuat dan dalam jumlah yang banyak. Dan yang lebih mengagumkan adalah seperti yang kita ketahui bersama bahwa secara ilmiah pusat bumi adalah Makkah Al-Mukarramah. Lebih tepatnya lagi adalah Ka’bah, sebagaimana yang terdapat dalam kajian-kajian geografis dan disepakati oleh mereka yang ahli di bidangnya.

Jika demikian, sujud kepada Allah SWT yang kita lakukan setiap kali melaksanakan shalat adalah merupakan sarana yang paling tepat untuk membuang muatan-muatan listrik berbahaya tersebut, sekaligus menjadi sarana yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Sang Maha Pancipta.


Manfaat lain dari banyak bersujud adalah ampunan dan derajat yang tinggi di Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud. Sesungguhnya jika kamu sujud satu kali saja karena Allah, maka Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan kesalahanmu.’” (HR. Muslim dari Tsauban Abu Abdullah)

Maka, dengan memperbanyak sujud, dua beban tubuh yang berbahaya, yaitu muatan listrik dan dosa, akan berkurang sehingga tubuh pun terasa ringan.

Dalam Shahih-nya, Muslim meriwayatakan bahwa Abu Firâs Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslamiy–khadim (pelayan) Rasulullah SAW dan termasuk ahlusshuffah-berkata, Suatu kali saya bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya menyediakan air untuk beliau berwudhu dan untuk kepentingan beliau yang lain. Melihat hal tersebut, Rasulullah saw bersabda, “Mintalah!” Saya menjawab, “Saya mohon agar dapat menemanimu di dalam surga.” Maka beliau bertanya, ‘Apakah ada permohonan lainnya?” Saya menjawab, “Hanya itu, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Bantulah aku untuk mewujudkan permintaanmu itu dengan banyak bersujud.”

Demikianlah Allah SWT mempersembahkan balasan yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya yang banyak bersujud di hadapan-Nya.***

Cilangkap, Desember 2010

M. Yusuf Shandy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun