Mohon tunggu...
Rr.Isyamirahim
Rr.Isyamirahim Mohon Tunggu... Penulis - Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Aku, Rein, dan Wanita itu (2)

16 Juni 2024   06:43 Diperbarui: 16 Juni 2024   06:51 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Ada apa ya mas ? " aku mengangkat kepalaku, menatapnya. Wajahnya terlihat datar, balik menatapku dengan suara dingin, " Lo gak lihat ada gelas disitu ? Kok mau duduk disini ? "

" Loh, kirain gak ada orang di meja ini .... kirain gelas ini, cuman lupa diberesin aja sama mas barista nya ... " ucapku kikuk.

" Sekarang udah tahu kan, kalau ada orangnya ? Bisa pindah aja gak ? Sorry, tapi gue udah dari tadi disini " ucapnya seraya melipat tangannya di depan dada. Seketika aku memasang muka jutek. Ih, apaan sih. Kaya gitu doang, ketus banget ! Aku menghela nafas pendek, mengambil ranselku dan melangkah pergi dari hadapannya.

" Sekali lagi, sorry ya ... " ucapku menahan kesal, kemudian berjalan menuju kursi yang tak jauh dari sofa tersebut. Sebenarnya ada sofa lagi di lantai dua ini, tapi sofa itu letaknya berhadapan dengan sofa cowok judes ini, mood ku sudah buruk, jika sepanjang waktu ku bekerja tak sengaja bertatapan mata dengannya. Jadi kuputuskan untuk duduk di sudut kursi yang memang hanya disediakan satu kursi dan satu meja disana, dengan perasaan masih sedikit kesal aku menjatuhkan tas ranselku. Mengaduk isi tasku, mengeluarkan apa saja yang ada di dalam tasku. Laptop, headset, charger laptop, charger handphone, dan tentu saja handphoneku. Meja ini terlalu sempit, tak muat menampung semua benda yang baru saja ku muntahkan dari isi tasku --- tapi sekali lagi, aku sudah tidak mood untuk pindah ke sofa, yang berhadapan dengan sofa cowok jangkung gondrong dengan muka menyebalkan itu.

Ih, kenapa sih tuh cowok ga duduk aja di kursi ini ? Dia kan sendirian, gak ngeluarin apa-apa, dan keliatan gak ada kerjaan, ngapain juga lama-lama di cafe, terus nyari tempat duduk paling luas ?!! Ngeselin banget ! Gerutuku dalam hati, memasang muka judes, membuka laptop, dan mulai menyetel lofi music, untuk menemaniku bekerja siang ini. Hari ini aku harus menulis sebanyak lima artikel, dari satu client yang berbeda, topic nya pun berbeda-beda. Ada yang tentang kesehatan, kecantikan, review produk, otomotif, dan pendidikan. Sebagai penulis lepas, aku harus mampu mengasah skill menulisku, teman-teman sesama freelance menjulukiku sebagai penulis gado-gado, karena aku mampu menulis genre atau topic apa saja. Bukan karena aku benar-benar menguasai semua bidang itu, namun karena aku berusaha jeli untuk mencari peluang yang datang. Jika tidak seperti itu, bagaimana aku mendapatkan penghasilan sehari-hari ?.

" Kak, ini americano sama fried cassava nya .... " ucap mas barista tadi, menghampiriku --- sama halnya denganku, ia terlihat bingung, meletakan menu pesananku di meja sesempit itu.

" Kak, maaf ... itu kan masih ada sofa , lebih luas juga mejanya. Boleh saya bantu, untuk memindahkan barang-barang kakak, di meja tersebut ? " ucap ma barista ramah, sambil menoleh ke arah sofa yang berhadapan dengan si cowok tengil.

" Gak usah mas, disini aja ... "

" Tapi ini susah kak, taruh dimana pesananya kakak ... hehehehe .... "

" Jim, anak-anak udah datang belum sih ? Kok lama banget, gua udah nungguin dari tiga puluh menit yang lalu juga ! " ketus si cowok tengil itu kepada mas barista. Oh, pantes aja dia tengilnya minta ampun, ternyata memang sudah langganan di cafe ini.

" Sudah mas, lagi order makanan di bawah, bentar lagi paling ke atas. Kak, gimana ? Jadi saya pindahin barangnya ? Biar kakaknya juga lebih nyaman .... " mas barista menoleh kearahku lagi. Aku merengut, tak sadar mencuri pandang ke arah si cowok berambut gondrong tersebut, dia tampak tak peduli dengan kehadiranku, masih sibuk bermain game lewat handphonenya. Huff, ya sudahlah. Ngapain juga mikirin itu cowok, toh dia juga gak peduli dengan kehadiranku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun