Mohon tunggu...
Rr.Isyamirahim
Rr.Isyamirahim Mohon Tunggu... Penulis - Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mahila Hisyam

29 Mei 2022   03:36 Diperbarui: 29 Mei 2022   06:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto dari pexels.com/Sarah Cai

Yang pergi dengan pilu, tergantikan dengan rindu

Tak menyangka, ternyata semesta sebaik ini

Tak percaya, kalau ini benar bernyawa

Dan untuk pertama kalinya, mendengar degup jantungnya

Bagaimana bisa ? Jika tidak kehendak-Nya

Calon manusia di dalam rahim seorang wanita

Ia tumbuh dan berkembang hari demi hari, minggu demi minggu

Kehadirannya teramat dinanti

Sadar betul akan kegagalan di masa lalu

Calon orang tua ini makin menjaga dengan baik

Terutama sang wanita, yang akan diberi gelar seorang ibu

Ia menahan semua rasa yang tentu saja tak ingin ia rasakan

Dari duduk, berjalan, sampai berbaring, perlahan ia menjaganya dengan baik

Sudah tak sabar rasanya mendengar jerit tangis kecil yang akan membuatnya bahagia

Tak apa menahan sayatan di perut, tak apa menahan perihnya bekas jahitan

Asal ia lahir dengan selamat, itu sudah memberi semangat  

Bayi itu tersenyum, ketika pertama kali melihat pusat kehidupannya

Tangis haru melihat gadis kecilnya lahir ke dunia

Mahila Hisyam ..... gadis mungil dalam dekapan sang ibus

Dan kini ia percaya, bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama, ternyata benar adanya ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun