Mohon tunggu...
Rr.Isyamirahim
Rr.Isyamirahim Mohon Tunggu... Penulis - Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Neko

20 Februari 2022   05:24 Diperbarui: 20 Februari 2022   05:59 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kau tahu, apa itu neko ? Dalam bahasa Jepang, neko adalah kucing.

Ya, benar. Kucing. Makhluk yang sangat lucu, tubuhnya ditutupi dengan bulu yang sangat lembut. Matanya selalu berbinar menggemaskan. Suaranya mengeong saat meminta makan, dan ia selalu ada disekitar orang yang ia sukai. Aku ingin menjadi neko, yang selalu ada disekitarmu. Berlari kecil di sampingmu, atau terkadang menghalangi langkahmu, saat aku ingin bersikap manja terhadapmu. Menempelkan tubuh kecilku di antara kedua kakimu. Pasti langkahmu terhenti, kadang kau kesal saat sedang terburu-buru hendak pergi, kemudian menyingkarkan tubuh mungilku dari hadapanmu. Namun kadang kau berjongkok, hanya untuk memelukku dan mengelus kepalaku. Jika sudah seperti itu, tentu aku akan sangat senang sekali. Buru-buru menggosokan wajahku ke arah tengkuk tanganmu. Apakah kau tahu ? Bahwa aku sedang menandaimu. Kau adalah milikku sekarang. Aku sudah menandaimu.

Apakah kau tahu ? Bahwa aku begitu bahagia, saat kau menoleh kearahku, lalu tersenyum. Berjalan hendak menghampiriku, saat itulah aku berkesempatan untuk melingkarkan kakimu dengan ekorku. Lagi-lagi aku menandaimu, menunjukan bahwa aku menyayangimu. Bukan sebagai peliharaanmu, tetapi sebagai kekasihku. Bolehkah ? Tapi sepertinya kau tak tahu, karena kau pikir aku hanya meminta makan. Lalu kau membungkuk, memberi makanan untukku. Karena aku ingin seperti kucing, aku memakan apa yang kau berikan, dan kau pun tersenyum senang, sambil berceloteh kau mengelus kepalaku. Aku sangat senang sekali !.

Aku yang tadinya tidak peka, menjadi lebih peka saat mengetahui keberadaanmu. Bahwa kau selalu melihatku. Mengabadikan semua momen kegiatanku. Terkadang hanya melihat, namun tak bereaksi apa-apa. Namu terkadang kau terlihat ekspresif, memperlihatkan senyummu kepadaku. Lama-lama aku tersadar, bahwa aku ingin menjadi seekor neko, yang selalu dapat mencuri perhatianmu. Kita pernah dekat, namun tidak lama. Karena tiba-tiba, kau menutup semua aksesmu. Aku tidak bisa berjalan menghampirimu lagi, aku tak bisa menandaimu lagi.

Apakah kau tahu ? Kucing tidak seperti anjing. Anjing setia pada majikannya, sedangkan kucing. Ia setia pada rumah majikannya. Jadi walaupun kau buang aku, kau campakan aku. Aku akan kembali ke rumahmu, sejauh apapun aku akan tetap bisa mencarimu, kembali ke rumahmu. Namun ternyata, kali ini aku tidak bisa mencarimu. Kau sudah menutup semua akses. Rumah yang biasa kau tempati, sudah kosong. Ternyata kau hanya singgah, bukan untuk menetap.

Kau dimana ? Apa salahku ?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun