Pemilu 2024 memang tidak lengkap jika belum sowan ke pesantren, ulama dan kyai. Selain memang membutuhkan doa, legitimasi kedekatan dengan pemuka agama dianggap cukup efektif untuk mendulang suara.
Langkah politisi mendapatkan kepercayaan jelangNamun, Kedekatan Prabowo Subianto dengan kyai maupun ulama bukan hanya saat jelang Pemilu. Bahkan, ingin mendapat sterotype kedekatan. Ternyata, Menteri Pertahanan tersebut sudah dekat dengan pemuka agama saat dirinya masih berkiprah sebagai prajurit TNI.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim M Fawait mengonfirmasi bahwa tiap kali Prabowo mendapatkan tugas di militer terbiasa sowan ke kiayi. Hal itu ia lakukan untuk minta wejangan dan doa.
Prabowo Subianto juga pernah memberikan keterangan saat dirinya ditanya terkait hubungan kedekatannya bersama santri maupun ulama.
"Orang bertanya, kenapa jenderal Prabowo dekat sama Kyai, saya balik bertanya, kenapa ditanyakan, sudah sangat logis kalau Jenderal Prabowo dekat sama ulama, kyai dan santri," ujarnya, disadur dari Inibalikpapan.com, Jaringan Suara.com, Minggu (12/03/2023).
Dalam penuturannya tersebut, Prabowo menjelaskan bahwa sebagai prajurit baik anggota TNI maupun Polisi sejak awal memiliki komitmen yang kuat, siap mati untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Termasuk ke rakyat.
"Tau tidak kenapa? Saya cerita dimana-mana, karena kami para prajurit , tantara, polisi . Karena kami dari awal, kami sudah teken siap mati untuk bangsa negara dan rakyat. Orang pertama kalau sudah siap mati, orang yang pertama dicari ya kyai, ya kyai dicari orang (yang) mau mati," ucapnya.
Redaksi mencatatat, pertemuan antara Prabowo dan tokoh pemuka agama kerap menjadi salah satu agenda wajib jauh sebelum Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.
Tidak hanya ulama ternama yang dikenal masyarakat luas, Prabowo juga dikenal dekat dengan ulama yang berhubungan erat dengan pendidikan di pesantren.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga kerap memberikan arahan kepada kadernya untuk memberikan ruang dan dukungan untuk pesantren.
"Bahwa ponpes ini menjadi salah satu solusi dalam pengentasan kemiskinan di Jatim, karena orang miskin punya keterbatasan akses pendidikan. Pendidikan yang terjangkau di pelosok desa itu kan ponpes. Bahkan ponpes ini lebih terdepan dibanding sekolah negeri di daerah yang banyak orang kurang mampunya," jelas Gus Fawait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H