Menuver kerja sama yang dilakukan Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Prabowo Subianto, memberikan pengaruh signifikan untuk Indonesia di masa depan. Prabowo dinilai cukup banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara besar di dunia.Â
Baru-baru ini, Prabowo juga menerima kunjungan Menhan AS atau Secretary Of Defense, Lloyd J Austin III di Kantor Kemhan Jakarta, Senin (21/11/2022). Pertemuan tersebut nampaknnya membahas mengenai kerja sama lebih lanjut antara Indonesia dan AS.Â
Sebelumnya, Prabowo juga berkunjung ke China dan bertemu dengan Menteri Pertahanan China, Jenderal Wei Feng He di Kota Xi'an, China, Jumat (18/11/2022) waktu setempat. Keduanya juga membahas hubungan Indonesia-China dalam bidang pertahanan.Â
Manuver kerja sama tersebut, nampaknya menguatkan Indonesia sebagai mitra strategis bagi kebijakan luar negeri negara-negara di dunia. Hal tersebut dirasakan oleh Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.Â
Ia menilai kunjungan balasan tersebut, sebagai perimbangan pengaruh antara Tiongkok dan Amerika Serikat dan juga untuk meningkatkan hubungan kerja sama dalam bidang pertahanan bilateral.Â
"Secara umum, kunjungan ini juga menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Amerika Serikat tidak terpengaruh oleh kunjungan Menhan Prabowo ke China beberapa hari lalu. Hal itu setidaknya tampak dari pernyataan Menhan Prabowo dan Austin yang menekankan bahwa kerja sama pertahanan antara kedua negara merupakan sebuah sejarah panjang yang akan terus berlanjut dan meningkat di masa depan," katanya, dikutip dari liputan6.com, pada Selasa, (22/11/2022).
Fahmi menilai, bantuan dan dukungan AS terhadap pembangunan militer Indonesia, menunjukkan jika Indonesia adalah negara yang tidak boleh ditinggalkan sebagai mitra kerja sama untuk menjamin stabilitas di kawasan Indo-pasifik. Hal ini, katanya, terbukti dengan tidak disinggungnya hubungan Indonesia dan China dalam pertemuan tersebut.Â
"Di sisi lain, tidak disinggungnya hubungan Indonesia-China dalam bidang pertahanan, menurut saya, juga merupakan penghormatan atas sikap politik Indonesia yang bersifat nonblok dan bebas aktif. Bahwa AS tetap berupaya mempengaruh Indonesia agar cenderung berpihak pada kepentingan Amerika. Saya kira, itu wajar saja," ujarnya.Â
Menurutnya, di tengah kondisi geopolitik negara AS-China, Indonesia perlu meningkatkan dan memperkuat diplomasi ekonomi dan pertahanannya. Hal tersebut, lanjutnya, memiliki manfaat yang besar yaitu peningkatan kepercayaan dan mengurangi kesalahpahaman antara Indonesia dengan AS dan China.Â
"Indonesia harus menunjukkan bahwa hubungan Indonesia dan AS adalah hubungan berbasis kesepahaman kepentingan dan kemitraan, bukan hegemoni-proksi. Dalam konteks diplomasi pertahanan, itu disebut sebagai defence diplomacy for confidence building measures. Dan menurut saya, pesan itu sudah tersampaikan oleh Menhan Prabowo dalam pertemuan hari ini," jelasnya.Â