Oleh karena itu, di tengah-tengah isu geopolitik tersebut, Indonesia dinilai membutuhkan sosok Prabowo Subianto yang mampu berkomunikasi dengan dunia baik secara nasional maupun internasional.Â
Hal tersebut, senada dengan apa yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (Spin), Igor Dirgantara. Ia menilai Prabowo mencerminkan wajah politik luar negeri Indonesia hari ini.Â
"Di antara beberapa tokoh yang berpotensi maju dalam Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024, Prabowo merupakan figur yang bisa mencerminkan postur 'maskulinitas' (lebih aktif dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4) dalam polugri ke depan," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip dari Inews.id pada Senin (21/11/2022).
Bahkan ia mencatat, selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, Prabowo sudah melakukan diplomasi politik dengan berkunjung ke 20 negara di dunia.Â
"Bahkan, selama 18 bulan pertama sebagai Menteri Pertahanan RI, Prabowo melakukan 20 kunjungan luar negeri ke 14 negara untuk merumuskan rencana hankam (pertahanan dan keamanan) untuk 25 tahun (ke depan)," katanya.Â
Ia juga menilai dalam membangun hubungan dengan luar negeri, Prabowo melakukannya dengan pendekatan yang lunak atau feminin dan berorientasi pada bantuan luar negeri demi kelancaran pembangunan infrastruktur dalam negeri.Â
Namun, di satu sisi Prabowo juga mampu memengaruhi posisi politik luar negeri dalam suatu situasi, seperti kondisi hubungan Rusia-Ukraina, AS-China, di mana Indonesia dipaksa untuk berpihak kepada salah satunya. Dampaknya, terlihat adanya kerja sama pemulihan ekonomi pasca pandemic.Â
Menurut Igor, Prabowo memiliki keunggulan tersendiri dari capres lainnya yaitu jaringan formal maupun non-formal juga nasional maupun internasional. Hal ini terbukti dengan modernisasi alutsista dan berbagai prestasinya sebagai Menteri Pertahanan RI.Â
Berdasarkan data Global Firepower Index, kekuatan militer Indonesia di masa Prabowo berada di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia pada 2022 dan nomor satu terkuat di ASEAN.
"Kementerian Pertahanan di periode kedua Jokowi pun dianggap lebih serius dari periode sebelumnya, yang dibuktikan dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap bidang hankam yang mendapat dinilai memuaskan," tutur Igor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H