Mohon tunggu...
MyPresident
MyPresident Mohon Tunggu... Relawan - Kolom Opini Rakyat

Rakyat Bersuara, Wakil Rakyat Melaksanakan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sentil Para Jenderal, Prabowo Ingatkan untuk Harus Waspada

10 November 2022   21:01 Diperbarui: 10 November 2022   21:08 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: CNN Indonesia

Prabowo Subianto mengeluarkan kegelisahannya terkait para jenderal yang seakan kurang waspada terhadap ancaman yang bisa sewaktu-waktu menimpa Indonesia. 

Pada acara seminar nasional denga tema "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" menyentil sikap terlalu optimis para Jenderal yang menantang tidak akan ada perang yang menyeret Indonesia.


"Beberapa tahun lalu saya mendengar para Jenderal yang semestinya memikirkan strategi beranggapan dalam beberapa tahun kedepan tidak ada ancaman perang kepada Indonesia." Ucap Prabowo.

Sikap terlalu optimis ini sesungguhnya berbahaya terhadap kedaulatan dalam negeri, bahkan terkesan enggan untuk memikirkan ancaman yang sesungguhnya nyata kepada Indonesia. Prabowo menambahkan "Elite kita kurang waspada. Bahkan ada diantara elite kita yang tidak mau memikirkan ancaman ancaman riil yang dihadapi bangsa-bangsa".

Meskipun saat ini kondisi Indonesia dalam keadaan baik-baik saja, tetapi sikap waspada seharusnya dimiliki. Dengan sikap waspada, ketika ancaman itu sewaktu-waktu tiba, Indonesia sudah siap menghadapinya.

"Karunia yang kita miliki hendaknya kita manfaatkan untuk siap menghadapi ancama yang datang. Kalau tidak terjadi  (perang) ya alhamdulillah, tapi kalau terjadi kita sudah siap." Sebut Menhan.

Prabowo menginginkan ketika kita memperoleh kebaikan dan keberuntungan seperti saat ini, dengan kondisi yang aman, kita tetap tidak boleh santai. Intropeksi harus tetap dilakukan untuk menjaga kedaulatan.

Ia mengambil contoh Singapura yang memiliki wilayah kecil dengan jumlah penduduknya yang tidak sebanyak Indonesia, mereka mengerahkan 3 persen pendapatan negara untuk belanja pertahanan. Sebab mereka memandang kemerdekaan dan kedaulatannya begitu penting untuk dipertahankan.

Begitupun yang dilakukan oleh Amerika dan Tiongkok. Negeri Paman Sam mengalokasikan 3,5 persen dari GDP nya untuk pertahanan, sedangkan Tiongkok mengeluarkan untuk kebutuhan pertahanan sebesar 1,7 persen GDP nya. Sedangkan Indonesia hanya menyiapkan 0,8 persen GDP.

Pembangunan kekuatan TNI sedang dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo, dengan melakukan peremajaan alutsista yang dengan kekuatan teknologi terbarukan. Seperti dengan pengerahan pertahanan udara berbasis kekuatan pesawat nirawak seperti drone Kamikaze, dan sistem autonomous yaitu sistem robotik di udara, laut, dan darat.

Kekuatan perahanan yang kini dimiliki TNI diharapkan dapat menjadi benteng kokoh yang dapat menjaga Indonesia dari berbagai ancaman. Selain itu sistem satelit yang dimiliki Indonesia harus diperkuat untuk menunjukan kedaulatan udara yang dimiliki Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun