Dia adalah putra dari Pangeran Moerdodiningrat. Saat masih muda, Djojodiningrat ini menggunakan nama Djojoprono dan berpihak pada Diponegoro, sehingga berteman satu perjuangan dengan Banjak Wide.
Setelah perdamaian, Djojodiningrat diangkat oleh Belanda menjadi bupati Karanganyar (Kedu Selatan). Sementara Banjak Wide, menjadi bupati Roma, juga di Kedu Selatan, sekarang masuk wilayah selatan Kebumen.
Banjak Wide dan Djojodiningrat kemudian berbesanan di mana putra Banjak Wide menikah dengan putri Djojodiningrat. Dari pernikahan tersebut lahirlah buyut Margono, Pangeran Murdoningrat (canggah Prabowo).
Seperti diketahui, Margono Djojohadikusumo adalah kakek dari Prabowo Subianto dan pendiri Bank Negara Indonesia.
Ia juga merupakan ayah dari Soemitro Djojohadikusumo (ayah Prabowo Subianto) dan ayah dari dua pemuda yang gugur di "Pertempuran Lengkong" yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo dan Taruna Soejono Djojohadikusumo.
Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 April 1945.
Dan ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang dibentuk sehari setelah penunjukan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H