Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Bermanfaat Menghadiri Event Pelita 2024 bareng Kompasiana

15 September 2024   12:22 Diperbarui: 15 September 2024   12:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi Lala - Serah terima merchandise untuk penanya.

Hari sabtu kemarin, mbak Lala sengaja meluangkan waktu untuk bisa menghadiri event Pelita : Piknik dan Dialog Bersama Kompasiana dengan tema "Why Blogging Still Relevant?" Sebagai orang yang suka dunia menulis tentunya tema diskusi sangat membuat tertarik untuk hadir. 

Sempet berpikir "kayaknya enggak kepilih nih" Soalnya 50 pendaftar pertama saja yang akan di hubungi sama tim admin penyelenggara event. Ternyata dugaan tersebut keliru. Alhamdulillah, mbak Lala jadi salah satu dari 50 pendaftar pertama. Yeay, rasanya seneng banget dong. 

Berangkat dari kota Bogor sekitar pukul 09.00 pagi, tujuannya mau ke Perpusnas sama mba Lhyta. Kebetulan ia mau minta tolong take konten video serta foto untuk tugas. Tiba di Perpusnas sekitar pukul 11.00 WIB. Ternyata di Perpusnas sedang ada event literasi dan pengunjung ramai banget.

 Setelah berkeliling, take konten video dan foto. Sudah dzuhur, namun lift menuju mushola atau masjid perpusnas penuh terus. Jadi mbak Lala memutuskan ngajak mba Lytha cari tempat makan yang ada mushola nya buat sholat dzuhur. Nanti akan mbak Lala ceritakan review tempat makan pada tulisan terpisah ya. 

Setelah selesai sholat dzuhur, lanjut makan siang dan ngobrol. Pas jam 14.00 siang mbak Lala memutuskan lanjut ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang berlokasi dekat M-bloc. Naik ojeg online supaya bisa cepat sampe, ongkos sekitar Rp33.000,- Alhamdulillah tiba di lokasi masih banyak waktu buat registrasi ulang. 

Saat registrasi ulang, ditanyakan no hp dan nama lengkap. Kemudian panitia kasih merchandise (Tote bag & kipas tangan). Lanjut menunggu di perpustakaan. Ketika adzan ashar berkumandang, mbak Lala lanjut ke mushola. Agak kaget sih tempat wudhu lumayan terbuka dan toilet hanya ada dua pintu. Selesai sholat, lanjut ke area taman tempat yang akan digunakan untuk menyimak event Pelita (Pesta Literasi di Taman) . 

Event Pelita ini merupakan kolaborasi antara Taman Literasi, Integrasi Transit Jakarta dan Kompasiana sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap dunia literasi. 

Dokumen Pribadi Lala
Dokumen Pribadi Lala

Setelah semua peserta duduk lesehan diatas karpet yang telah disediakan. Kak M. Syifa Syarofi selaku host mulai mengenalkan kedua narasumber yaitu Mas Nurulloh selaku COO Kompasiana dan mba Tutut Setyorinie seorang kompasianers, penggiat lingkungan. 

"Why Blogging Still Relevant?"

Sebetulnya, jawaban bisa sangat beragam tergantung pada sudut pandang setiap individu. Namun untuk brand sendiri, blogging itu masih sangat relevan.  Kegiatan blogging yang kita ketahui kan sebatas ngeblig atau nulis saja. Padahal menurut mas Nurulloh COO Kompasiana, blog itu sebuah aktivitas membuat tulisan atau karya yang kemudian di unggah pada dunia maya atau berbagai platform online. 

Hakikatnya dunia menulis sangat dibutuhkan dan menjadi dasar dari terciptanya konten-konten seperti : video, podcast, film, dkk. Sebelum menjadi video seorang creator pasti membuat story board terlebih dahulu dan memerlukan kemampuan menulis. 

Membuka paradigma banget ya. Secara realita para copywriter akan selalu dibutuhkan pada setiap perusahaan. Bahkan kegiatan menulis ini menjadi salah satu kegiatan kunci dari kreativitas yang semakin kesini kian berkembang seiring kemajuan teknologi. 

Penjabaran terkait masih relevan atau tidak terkait blog, dikupas tuntas sama mas Nurulloh. Bersyukurnya lagi, peserta yang hadir di dominasi sama gen Z. Sebuah angin segar untuk dunia literasi nih. Mereka mulai care serta aware buat mengenal blog, bahkan banyak yang mulai menulis di blog. 

Entah untuk tugas kuliah, hobi ataupun untuk membangun portofolio. Tidak sedikit juga para penulis menulis di UGC (Kompasiana) Kemudian melalui rekam jejak tulisan berkualitasnya, mendapatkan banyak tawaran pekerjaan yang bagus. Jadi memang tidak ada salahnya, mulai aja dulu menulis di platform kompasiana ataupun yang lainnya. Setelah coba menulis lanjut secara konsisten diimbangi upgrade skill. 

Kegiatan menulis, bagi sebagian orang terlihat mudah dan sepele. Padahal kenyataannya harus belajar terkait EYD, kaidah bahasa Indonesia yang benar, memahami bahas asing. Kemudian membuat tulisan yang menarik, bermanfaat serta SEO friendly supaya mendapatkan peluang besar untuk terindeks di google bahkan masuk ke halaman pertama di mesin pencarian. 

Nah, lumayan rumit lho. Namun, selama masih punya keinginan untuk meningkatkan kemampuan pasti selalu ada jalan. Banyak kelas online ataupun offline bahkan sertifikasi BNSP yang bisa mengajarkan kita untuk menjadi penulis yang lebih baik dan meniliki uniq selling point (USP). 

Mbak Lala lumayan ketampar nih. Sudah cukup lama nulis di Kompasiana, di blog pribadi bahkan di instagram dan tiktok namun masih belum ada konten yang booming atau FYP. Sadar sih, memang mesti konsisten nulis serta terus upgrade skill karena algoritma setiap platform pasti mengalami beragam perubahan.

Yang makin menarik, di event Pelita mbak Tutut sharing juga terkait gimana awalnya terjun ke dunia kepenulisan terutama di Kompasiana. Berawal dari nyari informasi buat tugas, ketemulah sama paltform Kompasiana. Mba Tutut memutuskan untuk menulis, sering diajak kerjasama sama Kompasiana dan mendapatkan kesempatan jadi pembicara. Bahkan berkat aktif menulis di Kompasiana,m mba Tutut sudah punya tiga buah buku. Keren banget ya. 

Sudah gitu, mba Tutut merupakan anak muda yang sangat peduli sama lingkungan. Sampah di Batar Kembang dekat tempat tinggalnya, saat ini sudah memiliki tumpukan sampah setinggi gedung 16 lantai. Mengetahui fakta mencengangkan tersebut, mba Tutut langsung beraksi secara nyata. Melalui, membuat kompos dari sampah organik yang ada di rumahnya. Keluarganya hobi masak, sehingga sampah harian bisa 4-5 bungkus dan kini setiap harinya hanya satu bungkus karena selebihnya bisa ia gunakan menjadi bahan untuk mengompos. 

Dokumen pribadi Lala
Dokumen pribadi Lala

Untuk membuat kompos, yang perlu disiapkan yaitu : wadah, bahan coklat dan bahan hijau. Nah, untuk wadah mba Tutut nyaranin wadah bekas yang di kasih bolong pada bagian bawah supaya air dari proses mengompos masih keluar secara lancar. Atau karung beras pun bisa. Bahan hijau : aneka sayuran atau bahan-bahan membuat makanan dari rumah. Limbah organik ini sudah pasti bisa di kompos. Lalu bahan coklat itu seperti : tanah, dus cokelat, ranting pohon kering, daun kering. 

Penggunaan bahan coklat lebih banyak dari bahan hijau. Supaya, dalam proses mengompos aroma bau tidak sedap bisa lebih berkurang. Tips mengompos itu harus sabar dan telaten. 

Kalau semakin banyak orang yang sepeduli itu terhadap sampah di ranah keluarga, pastinya tumpukan sampah dari rumah bisa semakin berkurang dan TPA tidak terlalu sesak dan meninggi. Kenapa harus sepeduli itu? Karena tumpukan sampah di TPA itu mengandung zat metan yang sangat berbahaya bagi lapisan ozon bumi dan bisa meledak juga. Ada beberapa kasus kejadian TPA meledak dan menjatuhkan banyak korban jiwa. 

Jadi makin sadar, kalau buang sampah pada tempatnya saja tidaklah cukup ya. Untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Apalagi akhir-akhir ini cuaca ekstrem sering terjadi. Untuk merawat dan menjaga bumi supaya dapat berumur lebih lama, maka setiap individu punya peranan sama penting nih terhadap pengolahan sampah. 

Mba Tutut masih muda, menginspirasi dan cerdas. Seneng banget deh mbak Lala memilih untuk hadir ke event Pelita yang berlangsung di Area rumput Plaza anak Taman Literasi. 

Apalagi mas Nurulloh selaku COO Kompasiana memberikan banyak insight terkait kepenulisan dan pembuatan konten. Terpenting setiap penulis ataupun kreator, harus memahami jenis media. Memiliki karya yang khas, unik serta memberi manfaat buat para pembaca. 

Jadi, buat yang sudah lama menulis yuk terus dilanjutkan kegiatan menulisnya. Saat merasa jenuh cobalah buat kembali mengingat tujuan dari menulis dan ada berapa impian yang ingi terwujud melalui kegiatan menulis. Percayalah menulis, memberikan informasi valid, bermanfaat akan sangat banyak membantu orang lain. Tentunya membuka kesempatan dan peluang untuk mendapatkan rezeki tambahan. 

Dokumen pribadi Lala - Serah terima merchandise untuk penanya.
Dokumen pribadi Lala - Serah terima merchandise untuk penanya.

Selesai dari acara, mbak Lala lanjut mampir ke Djournal Coffee yang ada di Taman Literasi kemudian beli mochi di area depan taman lanjut jalan kaki ke halte busway dan naik busway jurusan Pulo Gadung turun di Cawang Cikoko. 

Terima kasih sudah berkenan membaca artikel pengalaman menarik menghadiri event Pelita 2024 bareng Kompasiana. Untuk pertama kalinya mbak Lala jadi tahu seperti apa taman Literasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun