"Pak, aku ada kok buat makan siang" Timpalku tak tega membiarkan bapak memberikan uang ongkos. "Beneran, gapapa dek, bapak ikhlas dan memang sudah niat" Ujarnya meyakinkan. Akhirnya saya kembali kantongi uang ongkos dan pamitan setelah mengisi bintang 5 via aplikasi ojek online.Â
Setelah pamitan saya bergegas ke masjid dan melakukan sholat. Kemudian membersihkan wajah dan make-up. Sambil berharap semoga si bapak yang baik, banyak orderannya dan rezekinya lancar serta sehat badannya, sehingga bisa mengantarkan anak bungsunya hingga lulus nanti.Â
Driver ojek online yang sangat baik banget, padahal kami tidak saling kenal. Tulus setulus kasih orang tua kita. Masya Allah tabarakallah, beruntung hari itu Allah kirimkan bapak ojek online yang baik hati, setelah di permainkan sama kenek dan supir metro mini yang dengan tanpa dosa mengambil uang penumpang tanpa mengantarkan ke tujuan.Â
Berharap bisa ketemu dengan bapak driver ojek online namun qodarullah sampai saat ini belum pernah ketemu lagi. Padahal mbak Lala rutin pakai ojek online saat bepergian di Jakarta, buat ngejar waktu atau supaya lebih sat-set.Â
Kebaikan seperti yang si bapak lakukan saja sangat terkenang dengan baik. Kebayang ya kalau setiap saat diri ini bisa berbuat baik terus menerus kepada siapapun. Bakalan banyak orang happy dan doain yang baik-baik.
So, dari perjalanan ngelamar kerja mbak Lala bertemu dengan seorang bapak yang juga seorang driver ojek online baik hati, semoga makin banyak orang baik di circle kehidupan ini ya .
Have a great day, makasih sudah baca kisahnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H