Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yuk Lebih Bijak Berkomentar

5 September 2023   14:41 Diperbarui: 5 September 2023   14:45 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sadar atau tidak dari judul dan kalimat di foto, rasanya bikin kita kembali bertanya minimal nanya ke diri sendiri juga sih. Apakah kita sebagai seorang Perempuan, sudah sangat care sama sesama perempuan? Atau masih suka judging sembarangan? Beneran jadi reminder sekaligus tamparan halus nih buat diri sendiri terutama. 

Semakin majunya teknologi, sosial media makin meluas pengguna nya, sering merhatiin komentar baik ke kalangan artis sampai ke kita yang biasa-biasa aja, masih banyak terlihat komentar body shaming, menghakimi sepihak terhadap sebuah karya, usaha atau lainnya. 

Tercengang saat melihat akun profil nya merupakan seorang perempuan dan judging atau kasih komentar negatif ke sesama perempuan. Entah karena social media dirasa lebih nyaman buat komentar sembarangan atau apa ya penyebab mendasar sehingga orang-orang terlihat lebih ganas dan kurang etika. Karena beberapa orangpun sempat sharing, prilaku buruk di socmed kebanyakan adalah iseng belaka, atau memang mau meluapkan emosi, pas dituntut atau disamperin sama pemilik akun di kehidupan nyata, ia meminta maaf dan terlihat lebih santun. 

Padahal bermain sosmed pun ada rules, etika dan UU nya juga ya. Kemudian ngerinya ada jejak digital yang bisa jadi salah satu tolak ukur seberapa baik orang tersebut dalam memanfaatkan digitalisasi, menciptakan kredibilitasnya. Baru-baru ini, ada berita viral terkait seorang Ibu membawa balita nya untuk bundir di rel kereta api, jangan langsung salahkan si Ibu please. Karena Ibu tersebut tidak dalam kondisi baik-baik saja, tertekan dan strees, baby blues butuh pertolongan dan support system bukan hujatan, judging atau makian. Baca komentar dari berita tersebut banyak perempuan yang memojokkan si Ibh. Tolong pahami dulu situasi dan kondisi beliau, ada banyak hal yang membuat Ibu tersebut sangat merasa lelah bahkan tertekan. 

Yang harus dipertanyakan, kemana Suami dan keluarga si Ibu? Apakah mereka tidak jadi support system yang baik bagi Ibu? Seberapa berat beban yang harus si Ibu tanggung. 

Yuk bisa yuk jadi perempuan atau wanita yang lebih ber-empati, lebih menjaga ucapan maupun ketikan. Kurangin nyinyir dan bergosip sana-sini ya. Kita enggak akan pernah tau seberapa beratnya beban hidup seseorang, baik perempuan masih single maupun sudah menikah dan lainnya. Semua status tidaklah menunjukkan kebahagian seseorang, postingan yang bagus, rapi, tidak selalu menginformasikan bahwa dia benar-benar bahagia dengan kehidupannya. Semua punya masalah nya masing-masing, ada yang bercerita ada juga yang memilih dia memendam.

Belajar juga untuk mendengarkan cerita dari keluarga, saudara, teman yang butuh didengar tanpa perlu membandingkan beratnya kisah yang kamu alami. Ga baik lho adu nasib saat orang lain butuh didengarkan, enggak semua sanggup bayar dan datang ke ahli (Psikolog, psikiater, dkk). Jadi lebih bijaksana lagi ya. Jangan jadi wanita atau perempuan toxic terhadap sesama. Inget, kita harusnya saling support dan saling rangkul. 

Jadi inget ungkapan Seorang Seksolog ternama Mbak Zoya pas di event welcoming Delto Sahabat Wanita, kurang lebih begini "Kita para wanita dikarunia kemampuan multitasking, serta switching yang cepat dari satu situasi ke situasi yang lain. Yang sering kali membuat kita secara enggak sadar mudah menghakimi diri sendiri, kebiasaan tersebut berlanjut jadi mudah menghakimi orang lain. Makin enggak suka, makin dicari kesalahan dan kekurangan orang tersebut" Duh ngeri banget kan ya. 

Padahal kita sendiri sadar bahwa manusia enggak ada yang sempurna, namun suka menuntut diri harus sempurna, jadinya mudah overthinking dan mudah mengeluarkan dugaan-dugaan. Impactnya jadi kurang bagus baik bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. 

Yuk bisa yuk, banyakin bersyukur, bersabar dan tidak mudah mengucapkan hal-hal kurang baik ke diri sendiri apalagi ke oranglain. 

Terapkan prinsip : Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, berlaku untuk banyak hal dalam kehidupan yang fana ini. 

Sama ubah mindset, bagi para Ibu mertua untuk tidak banyak menuntut menantu perempuan harus bisa ini, itu, sempurna. Mereka hanya manusia biasa yang punya banyak kekurangan, mari mulai rangkul menantunya, anggap Ia pun adalah keluarga bahkan anak Ibu/MoM/Mami, hargai dan sayangi dengan segenap hati. 

Semangat beraktivitas & berkarya para perempuan/wanita hebat, mari saling menguatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun