Otomatis, tidak dapat konsentrasi mencari rezeki seperti sediakala, akan ada penurunan, belum lagi ngurus berkas dan akomodasi datang ke sidang dan lainnya, lumayan menguras isi kantong.Â
Kalau yang sama-sama ada harta gono-gini mungkin masih bisa jual sedikit. Kalau yang belum punya apa-apa gimana?Â
Cuma bisa bersabar dan tetap kuat menghadapi kondisi dan statsus baru. Berusaha tetap bekerja/berbisnis meski hati dan pikiran carut-marut ga karuan.Â
Pada 3 bulan pertama setelah perceraian pasti jadi masa yang cukup berat baik dari sisi keuangan, mental dan lainnya. Hal yang wajar dan lumrah, coba berdamai dan bersabar, walau hati pastinya ingin menjerit kencang.Â
Setelah 3 bulan pertama, mencoba bangkit, memperkuat keyakinan dan usaha, meningkatkan kemampuan diri dan semoga bisa menjalani hari demi hari dengan lebih baik, kondisi keuangan mengalami peningkatan, badan lebih sehat, pikiran lebih tenang. Semoga sekitar pun tidak mudah menghakimi dengan adanya perubahan statsus.Â
Ga kebayang lagi jika situasi ini dialami sama seorang Ibu dengan beberapa anak, kondisi ekonomi memang dasarnya tidak baik-baik saja, berat banget pastinya.Â
Makanya, kita selaku manusia jangan terlalu mudah menghakimi kondisi seseorang baik dengan memberikan komentar negatif atau tindakan yang menyakiti hati orang lain.Â
Jangan juga jadi manusia yang mengadu nasib apabila ada seseorang ingin menceritakan beratnya beban hidup yang mesti ditanggung. Kita tidak pernah tau seberapa rumit isi kepalanya, seberapa hancur hatinya dan seberapa amburadul keuangannya.Â
Dear, single fighter kalian sangat hebat bisa melalui semua badai yang menerpa. Kalian sangat tangguh dan jangan pernah menyalahkan diri kalian atas segala kepahitan nasib, ditinggalkan bukan lah sebuah aib.Â
Perceraian yang sudah tidak dapat dihindari bukanlah sepenuhnya salah mu, kedua belah pihak ikut andil, jangan membenci diri sendiri apalagi menganggap dirimu hina. Kamu hanya perlu berjuang dari 0 lagi.Â