Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakabar Air Bersih di Bumi?

4 Januari 2022   14:07 Diperbarui: 4 Januari 2022   20:50 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu sempat menonton di netflix serial 'The Silent Sea' Filmnya cukup rekomen untuk di tonton, pemerannya juga banyak aktor jempolan. 

Memang ada beberapa bagian yang lambat dan berputar-putar. Selebihnya bagus, setidaknya menyentil Kita untuk berpikir jauh kedepan soal krisis air bersih. 

Namun kali ini Saya tidak me-review filmnya. Intinya langsung tonton aja dulu buat tahu isi filmnya. 

Selang 2 hari dari nonton film tersebut, sempat kepikiran tentang bahaya krisis iklim dan air bersih bagi kehidupan Kita di Bumi. Efek kepikiran jadilah kebawa sampai ke alam mimpi. 

Didalam mimpi tidak tergambar tentang kepergian Saya atau siapapun ke Bulan untuk cari Air bersih ya. Namun ada malah melihat banyak orang menggunakan pakaian astronot, bergelantungan seperti kereta gantung. 

Mereka sedang mengeruk salju yang menyelimuti Gunung, setelah dikeruk menggunakan wadah yang mirip ember mereka akan membuang ke area bawah (terlihat seperti sebuah jurang). 

Didalam mimpi tersebut Saya hanya diam memperhatikan. Setelah bangun tidur, Saya tidak menganggapi  mimpi sebagai hal yang serius. Beraktivitas seperti biasa dan hampir lupa sama isi mimpi tersebut. 

1 Hari kemudian, baca berita di CNN Indonesia judulnya Krisis Iklim Alaska Hadapi Icemageddon. Mata langsung reflek kemudian mengingat kembali mimpi, akh emang manusia suka cocoklogi. 

Icemageddon merupakan satu kondisi seperti badai musim dingin yang menyebabkan permukaan jalan tertutup es. Saat hujan deras & salju turun maka akan meninggalkan es sekeras semen yang melapisi jalan. Sangat seram jika kita ada disana. 

Bisa di bayangkan warga yang ada di Alaska harus mengalami pemadaman listrik, penutupan jalan, aktivitas terhambat bahkan berpotensi menjatuhkan korban jiwa. 

Jika obrolan ini terasa kejauhan karena Kita tidak ada disana, tapu jangan abai. Karena impact-nya bakalan dirasakan sama wilayah Kita juga cepat atau lambat. 

Serius serem banget dampak krisis iklim dan merasa ikut andil bersalah karena masih suka menggunakan plastik. Di sisi lain jadi kaya kepikiran hal-hal yang dianggap sepele dan dilakukan berulang-ulang kaya sebuah habbit. 

Menegur seorang teman yang membuang botol plastik ke jalanan "Jangan buang sembarangan kan ada tong sampah" Ujarkuagak geram meilihat prilaku asal tersebut. "Yaampun, cuma 1 doang ...Lebai banget" Timpalnya. 

Kalau ada 50% Manusia Bumi mikir macem teman ku, bisa kebayang berapa banyak sampah yang menumpuk dan berujung pada tersumbatnya aliran air, laut penuh sampah. 

Belum lagi soal penggunaan plastik dalam berbagai aspek kehidupan. Kita sudah terbiasa menggunakan plastik, baik di dalam rumah ataupun diluar rumah. Sebenarnya untuk UMKM yang jual makanan secara online, plastik adalah kemasan ter-aman apalagi kalau pakai ojeg online. Kalau pakai paperbag, masih agak riskan sih..

Kembali ke krisis iklim dan kelangkaan air bersih. Tidak mustahil kalau cepat atau lambat Kita akan mengalami krisis air bersih. 

Sebagian wilayah di Indonesia saja sebenarnya sudah mulai mengalami, seperti di Daerah Sukabumi. Kalau musim kemarau tiba, warga berbondong-bondong cari sumber mata air kareja sumur-sumur mereka mengalami kekeringan. 

Padahal dalam keseharian Air bersih itu punya peranan penting, karena sebagian besar tubuh Manusia saja isinya air. Kebutuhan akan air bersih itu memang tinggi. Namun sayang kerakusan manusia sendirilah yang membuat resapan air semakin berkurang. 

Terus dibangun gedung/perumahan/aspal jalanan. Resapan air tidak ada, air hujan menyebabkan banjir, selokan semakin sempit dan penuh sampah. 

Pembangunan tentu sangat baik, asal diimbangi dengan penerapan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan). Setiap membangun satu area, harus dipersiapkan juga area hijau & drinase yang mumpuni. 

Jika tertampar dan mulai sadar, akan pentingnya Air bersih bagi kehidupan ini. Mari lebih bijaksana dalam menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan, menghemat penggunaan air dan lebih memperhatikan area resapan air. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun