Alhamdulillah sudah bisa nyiram tanamanan lagi, hasil PCR di hari ke-13 hasilnya negatif. Semangat untuk membersihkan seluruh area rumah, semprot disinfektan tentunya.Â
Selama Isoman, hanya di dalam rumah dan keluar ke area belakang untuk berjemur. Tanaman adanya di area depan, selama 13 hari mereka hanya bertahan dengan air hujan. Tidak ada yang menggantikan untuk menyiram tanaman dan Saya dilarang ke area depan. Ya, penghuni rumah cukup parno dengan covid, jadi saat tahu positif harus tetap stay di area belakang saja.Â
Kalau di pikir-pikir lucu juga ya, yang ketauan positif nurut dan laporan tapi malah di kucilkan. Apakabar dengan yang OTG? Jauh lebih bahaya karena tidak ke detect dan tidak timbul gejala.Â
Namun yasudahlah, ini semua bisa di petik hikmahnya. Bisa di ambil sisi baiknya dan di buang sisi buruknya. Isoman bukan sebuah hal yang mudah, apalagi bagi para pekerja harian, pendapatannya harian. Semoga saja masa-masa ini cepat usai. Kembali ke kenormalan yang hakiki.Â
PPKM darurat, jadi dilema juga terutama bagi kaum pekerja harian atau pedagang. Banyak warteg ataupun cafe tutup karena tidak mampu bayar sewa. Pergi ke sana-sini di sekat.Â
Sungguh masa-masa yang berat, tingkat sensitifitas makin tinggi dan semoga kedermawanan serta empati pun meningkat ya.Â
Bahu membahu antar tetangga, keluarga, saudara dan teman. Saling bertanya kabar dan ada yang bisa di bantu. Pasti sungkan tapi semua harus sama-sam berjuang.Â
Tanaman jadi mood booster di kala situasi makin rumit. Banyak yang mulai membuka usaha jual tanaman online dan jual makanan frozen online serta paket catering untuk yang sedang isoman.Â
Semua terus di upayakan, budaya masa bodo harus segera pudar. Kembali ke basic yaitu budaya gotong royong, tolong menolongnya Masyarakat Indonesia.Â
Kami berharap PPKM tidak di perpanjang, banyak Kepala keluarga yang kelimpungan, mall di tutup dan PHK di mana-mana. Banyak teman dekat yang mulai mengeluh betapa susahnya mencari nafkah (pekerja harian, buruh).Â
Bagi yang sehat dan mapan, jangan mudah nyinyir serta panic buying. Kalian nyaman ada banyak tabungan, yang brkerja harian penghasilan hanya cukup buat makan, kekurangan vitamin dan gizi yang layak akan kebingungan dan takut.Â
Takut harga naik, melambung tinggi dan barang sulit di peroleh karena ada oknum-oknum yang tega menimbun.
Belanja secukupnya, kalaupun berlebihan coba bagikan ke yang kurang berkecukupan. Ke rekan atau teman yang sedang isoman, pengeluaran isoman itu bisa berkali-kali lipat dari pengeluaran biasa.Â
Yuk kurangi rasa egois, jangan sampai kehilangan rasa kemanusiaan karena takut virus. Selama kamu-kamu menerapkan protokol kesehatan dengan benar, sudah vaksin semua perlahan akan membaik. Optimis, semangat dan mari saling mendukung satu dengan yang lainnya.Â
Kenapa harus kita yang mengalami? Percayalah sang Khalik percaya bahwa kita mampu melalui semua ujian ini. Meski takdir juga terus bekerja, ada sanak-saudara, sahabat yang harus pergi mendahului Kita. Doakan semoga mereka khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan tabah, sabar serta semangat bangkit.Â
Mulai peduli lagi sama lingkungan sekitar, iseng tanem beberapa tanaman di halaman rumah. Untuk menyegarkan udara, membersihkan racun dan mengurangi polusi. Semangat berkarya, selamat berdaya serta bermanfaat bbagi sesama.Â
Yang ingin hidup bahagia bukan cuma kita, tapi milyaran manusia. Perbanyak istigfar, jaga lisan, patuhi prokes dan jangan over thinking.
Semua mengalami masa sulit, tingkat kesulitannya beragam. Maka berhati-hatilah dalam memberikan komentar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H