Sampai hari ini saya tidak pernah merasa menjadi fans salah satu kubu parpol, kenapa? Yuk belajar dari sejarah.Â
Parpol memiliki banyak kepentingan golongan, mereka tidak sepenuhnya memihak rakyat. Jadi idolakan secara wajar, pakai logika. Kalau dibilang ga ada parpol yang sempurna, semua punya cela. So, supaya ga jadi fans fanatik yang buta. Kita kudu smart.Â
Smart melihat dan mengamati situasi yang sedang terjadi, meski banyak manipulasi dan drama. Banyak berita penutup hal-hal yang lebih penting, kita punya dua mata dua telinga dan teknologi sudah canggih ada banyak berita dan informasi yang akurat dan banyak juga berita hoax.
Jadi jangan ada pertanyaan kamu dari kubu mana? Atau menuduh kamu dari kubu A ya? Kita semua rakyat, kudu bersaudara dan bersatu. Jangan terpecah belah hanya karena menjadi fans fanatik sebuah kubu.
Saat kita di bawah membela dan menggagung-agungkan satu kubu, lalu bermusuhan dengan sanak-saudara bahkan teman rasanya ga realistis dan ga rasional. Kalau kita sakit atau mengalami kesusahan kan yang bantu saudara atau tetangga terdekat bukan kubu yang kamu fans fanatikkan.Â
Jadilah rakyat yang cerdas, terbuka pemikiran dan nurani untuk melihat semua sisi secara rasional dan menggunakan akal sehat.Â
Jangan sampai saling musuhan hanya karena beda pendapat, jangan sampai beratem hanya karena beda kubu. Itu terlalu buta, apalagi beberapa saat lalu ada Wakil rakyat yang bilang "kenapa kalian dulu pilih saya" saat semua rakyat minta keadilan. So, memilih dengan penuh bijak berhenti menerima suap sembako dan baju saat Pemilu.Â
Jangan mudah terprovokasi dengan janji-janji manis yang nantinya tidak direalisasikan dan hanya menjadi angan.Â
Gunakan hak pilih secara bijak, cari tahu profil yang akan dipilih. Cari tahu fortofolionya. Jangan mau dibodohi dengan pembagian sembako. Dan jangan mau cekcok dengan sesama rakyat hanya karena kamu terlalu mengidolakan satu kubu.Â
Rakyat harus bersatu dan harus cerdas dalam menilai calon-calon wakilnya. Supaya demokrasi ini nilai-nilai nya terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H