Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiada Berjarak Kasihmu, Ibu

12 Februari 2020   17:11 Diperbarui: 12 Februari 2020   17:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu suka terheran-heran, melihat Ibu menangis karena rindu terhadap nenek. Kini setelah menikah dan domisili kita berbeda Kota barulah terasa. Kerinduan terhadap ibu teramat menggebu, tak kenal usia maupun jarak apalagi waktu. 

Kenapa bisa serindu itu pada, ibu? Karena beliau lah yang paling dekat dengan kita anaknya. Beliau sepenuh hati mencurahkan kasih-sayang, tenaga dan waktu untuk mengurusi kita anak nya dan suami nya. Betapa mulia pengabdian mu, ibu. 

Meski tinggal sudah berjauhan, namun ibu masih seperti dahulu. Mengirimkan pesan menanyakan "udah berangkat kerja?" Atau "udah pulang kerja?" Paling rajin menanyai segala aktifitas anak dan menantunya. Tetap terasa hangat, meski berjarak. Tetap sangat peduli, disetiap saat. 

Ibu adalah mahluk yang amat penyayang dan mampu menerima segala kekurangan anaknya. Tidak banyak mengeluh dan marah. Ia terus berusaha mencurahkan kasih sayangnya, melalui nasehat bijaknya dan melalui tindak-tunduknya. 

Ibu adalah anugerah yang indah, ada diantara aku, ayah dan adik-adikku. Selalu menjadi nahkoda yang bijak dalam menemani sang kapten (bapak). Rela banting-tulang untuk mensupport keuangan keluarga, juga selalu berhemat agar ada dana darurat. #IbuCintaSepanjangMasa

Ibu, dikala hati mu sakit dan teriris. Ibu, selalu menyimpannya rapi. Tidak diumbar dan tidak marah-marah. Bu, ibu sangat mulai dengan segala kebaikan dan ketulusan mu. Semoga engkau selalu sehat dan menyayangi kami tanpa kenal jarak. Insya Allah, kasih ini akan terus terjaga. 

Jarak bukan menjadi halangan mun untuk terus berpacu. Kasih Ibu tetap menjadi kasih yabg terbaik seperti halnya ayah. Dimata ibu, anakmu tetaplah seorang anak yang harus kau cintai dan sayangi sepenuh hati. Didekatmu, terasa nyatanya kasih-sayang Ibu. Ketika berjarak pun, kau mampu menciptakan hangat kasih-sayang mu tanpa mengenal jarak dan masa. 

Terima kasih Ibu,atas cinta dan kasihmu yang tiada hentinya. #IbuCintaSepanjangMasa Terimaasih atas cinta yang nyata sepanjang masa, terima kasih atas penerimaan terbaik dari mu terhadap kami anak-anak mu. Upaya dan usaha mu mencintai dan mengasihi kami, insya Allah menjadi alasan pintu-pintu keberkahan terbuka lebar bagimu. Sehat selalu, Ibu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun