Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketulusan Ibu

22 Desember 2019   12:41 Diperbarui: 22 Desember 2019   12:51 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimataku ibu selalu menjadi seorang malaikat tak bersayap, segala usaha dan upayanya dalam membesarkan aku dan kedua adikku. Berusaha dan berjuang supaya anak-anaknya dapat kehidupan yang lebih baik.

Mengajarkan banyak pelajaran moral, melalui tindakan dan cara ia mengahadpi persoalan. Tanpa perlu banyak teori, ia mampu memberikan contoh dan teladan bagi kami. 

Kesederhanaan yang selalu ia tampakkan dan menahan diri untuk mengubar keluh-kesah kepada orang lain, semua kepahitan cukup ia simpan rapi. Cukup ia jadikan pengalaman hidup tanpa dipublikasi dan diumbar kepada khalayak umum. 

Ibu yang selalu setia mendampingi jatuh bangunnya usaha bapak, ibu yang selalu bersyukur terhadap apa pun yang bapak berikan. Ibu yang sabar terhadap sifat keras kepala kami anak-anaknya. 

Ibu yang mau berjuang membantu bapak dalam mencari nafkah, ibu yang melupakan merawat diri dengan skincare mahal demi anak-anaknya agar dapat bersekolah. Ibu yang melupakan membeli baju baru, demi anak-anaknya dapat makan layak. 

Ibu yang pandai memilah-milah kebutuhan primer dan skunder, ibu yang berusaha menyisihkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada anak-yatim dan dhuafa padahal ia pun bukan orang yang berada atau bahkan berlebihan. Ibu selalu mengajarkan bagaimana cara bersyukur dan berbagi dengan sesama. 

Ibu yang selalu menasehati agar kami berjuang dengan usaha dan doa, tidak mengajari kami untuk berpangku tangan. Ibu yang selalu mengajari kami untuk menghargai sesama tanpa memandang status sosialnya. 

Dari ibu kami belajar apa itu arti ketulusan, apa itu arti memberi tanpa pamrih. Terima kasih ibu, engkau adalah anugerah terindah yang Allah titipkan kepada aku, kedua adikku, dan juga bapak.

Engkau bidadari yang amat sangat pantas untuk bersanding dengan bapak yang pekerja keras dan penyayang terhadap keluarga juga sosok yang sangat bertanggung jawab terhadap anak-istrinya. Terima kasih untuk bapak, betapa cerdasnya bapak memilih ibu menjadi pendamping hidup dan penggenap din/agama. Terima kasih tak terhingga terhadap 2 mahluk Allah yang maha sempurna, dimata kami para anak-anak mu. 

Maafkan kami jika sampai saat ini masih sering membuatmu kesal dan lelah, memikirkan nasib dan tingkah kami.  Semoga lelah mu menjadi penuh berkah, masa tua mu penuh rahmat dan bisa beribadah dengan sebaik-baiknya ibadah.

Semoga Ibu dan bapak bisa segera mengunjungi Ka'bah dan menikmati hidangan ibadah terlezat. Aamiin

Sehat selalu untuk ibu tercinta, untuk bapak tersayang. Semoga Allah meridhoi setiap hembusan nafas kalian dan semoga Allah senantiasa menjaga kalian yang kami cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun