Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Guru dan Harapan Baru

26 November 2019   19:08 Diperbarui: 26 November 2019   19:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pada 25 November 2019 kemarin, Bapak Nadiem Makarim seolah menjadi harapan baru bagi para pelajar Indonesia. Dimana sudah sejak lama Indonesia, dalam pembelajaran didalam kelas masih menggunakan sistem pembelajaran yang pasif. 

Meskipun sudah ada sebagian sekolah-sekolah favorit menerapkan sistem pembelajaran aktif. Namun secara  mayoritas murid masih menjadi pendengar dan minimnya diskusi atau debat. 

Pada pidatonya, bapak Menteri Pendidikan yang baru ini menghembuskan angin segar semoga saja terobosannya dapat segera di terapkan pada sistem pendidikan di Indonesia. 

Jika kita melakukan kilas balik, sistem pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa/siswi sebetulnya sudah lama diterapakan tepatnya pada jaman Ki Hajar Dewantara. Dimana beliau dapat mencetak pelajar-pelajar yang sangat luar biasa cerdas dan kompeten dibidangnya. 

Sekolah dan guru merupakan fasilitator yang akan membantu siswa-siswi dalam mengasah bakat nya sehingga saat ia lulus diharapkan ia dapat mandiri dan memanfaatkan bakatnya untuk berinovasi.

Kemudian pembelajaran logika, diharapakan dapat diterapkan sejak dini diimbangi pendidikan moral dan adab tentunya. Saat akan mencetak generasi yang unggul secara IQ, kita pun harud menyeimbanginya dengan EQ, ESQ.  ketiga hal tersebut harus didapatkan sejak dini, agar generasi penerus Bangsa dapat menjadi manusia unggul dalam prestasi dan juga beradab.  

Seperti yang sering kita lihat, saat ini dunia Pendidikan masih memiliki banyak PR, terutama dalam hal kenakalan pelajar (tawuran antar siswa atau antar sekolah) masih sangat sering terjadi. Usia Sekolah, usia yang sangat produktif dan memiliki banyak energi. 

Semoga saja energi yang dimiliki oleh generasi penerus ini dapat tersalurkan ke arah dan ranah yang positif, ekstrakulikuler di Sekolah semoga semakin beragam dan aktif mengasah bakat-bakat terpendam generasi Bangsa. 

Seperti saat para orantua menitipkan anak-anaknya ke Sekolah, dengan ribuan harapan dan doa terbaik mereka. Mayoritas menginginkan anaknya bisa hidup mandiri dan lebih baik dari mereka dalam banyak hal. Setidaknya Sekolah merupakan salah satu pilar yang menjembatani para siswanya dalam mengasah potensi dan bakat yang dimiliki diimbangi dengan kematangan logika berpikir. 

Sehingga saat terjun ketengah-tengah Masyarakat, mereka dapat menciptakan peluang-peluang dan inovasi.  Pengenalan pembelajaran dengan model diskusi terbuka disetiap kelasnya, akan mengasah keterampilan berbicara didepan umum (komunikasi yang efektif) dan kemauan membaca (untuk memperluas wawasan). 

Setidaknya akan membiasakan siswa-siswi aktif mencari informasi dan pengetahuan sebelum masuk kelas dan menciptakan banyak diskusi-diskusi hangat dan sengit, Indonesia sangat memerlukan generasi yang kritis dan mampu menciptakan banyak inovasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun