Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecakapan Sosial Vs Prestasi Akademik

21 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 21 Juli 2019   07:07 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa dengan kecakapan sosial vs prestasi akademis? Keduanya memiliki peranan dalam kesuksesan setiap individu. Yang mana sih yang paling utama? Dan bagaimana cara menerapkan konsep sejak dini untuk buah hati? 

Sebagai orang tua maupun calon orang tua, pastinya sudah mulai memetakan konsep mendidik anak dan mengarahkan anak agar menjadi pribadi yang berhasil bahkan sukses. 

Sebetulnya kata sukses itu tolak ukur nya akan berbeda-beda, intinya anak-anak berhasil meraih kehidupan yang mandiri dan dapat mewujudkan cita-cita & harapannya. 

Seringkali orang tua menekan sang anak untuk fokus mendapatkan rangking atau juara di Sekolahnya, ada banyak yang memasukan anak-anaknya ke les/privat agar anak-anaknya unggul secara akademis. Tentu hal tersebut memang ada nilai positifnya tetapi tidaklah banyak. Okelah jika anak-anak di les kan Pelajaran Matematika, Fisika, kimia dan Bahasa. 

Namun coba ditelaah sistem pengajarannya apakah hanya teoritis atau lebih banyak pratikum/praktek. Jika 60% lebih banyak dijejali dengan teori, anak akan cakap dalam menghapal dan berteori namun dalam praktek akan mengalami sedikit kendala. 

Sebetulnya apa yang dibutuhkan sang anak? Teori atau praktek? Seharusnya porsi praktek itu mendominasi jika di persentase kan sekitar 60-70% porsi untuk praktek, kenapa banyak? Implementasi dalam kehidupan nyata praktek lebih mudah diterapkan dan membiasakan anak-anak berfikir out of the box serta mengasah logika dan kecakapan sosial. 

Didalam praktek pasti ada banyak kegiatan yang harus dikerjakan oleh beberapa orang atau berkelompok secara tidak langsung sang anak akan mempelajari bagaimana bersosialisasi & bekerja sama dengan orang lain.

Kenapa saya menulis hal ini? Ini terlihat tidak penting namun berdampak besar pada kehidupan anak di masyarakat kelak. Saya termasuk anak yang biasa dijejali teori dan saya tipikal teoritis, apa saya harus menyalahkan pola didik? Tidak. Justru saya harus beradaptasi serta membiasakan diri untuk jadi anak yang pandai bersosialisasi. 

Sederhana nya kan ada teori yang bilang "anak pandai secara prestasi akademis belum tentu sukses" kenapa? Karena kebanyakan pola Pendidikannya hanaya teori-teori dan teori, sehingga anak yang pandai ini belum tentu mahir dalam mengimplementasikan teori yang didapatkan di Sekolah ke dalam kehidupan bermasyarakat. 

Itulah kenapa banyak Sekolah-sekolah atau orang tua yang mengajak anaknya outbound sejak dini, mengajarkan mereka bersosialisasi secara aktif, membawa mereka ke tempat ramai. Secara tidak langsung sang orang tua ingin mengajarkan mereka bahwa relasi, kerjasama merupakan kebutuhan bagi kita para makhluk sosial. 

Sedikit gambaran yuk mari sejak anak kita lahir, biasakan kita mengajak mereka melihat dunia luar. Biasakan mereka melihat interaksi kita dengan orang-orang sekitar. Ketika sang anak memperlihatkan sebuah bakat dan minat mari fasilitasi dan support. 

Selain bersekolah formal masukan anak ke les yang sesuai dengan minat dan bakat mereka misal mereka suka & berminat di bela diri, maka sebagai orang tua segera fasilitasi mereka dan perkenalkan mereka pada wadah yang tepat. 

Ajari anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar dan jauhkan anak dari gadget, biasakan mereka belajar menyapa tetangga dan orang-orang yang ada disekitar mereka. Keberhasilan dan kesuksesan memang sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita pastikan namun bisa kita upayakan dengan pola didik dan arahan yang tepat. 

Jadi jangan lagi marah dan menghukum anak apabila mendapatkan nilai yang kurang baguskarena kecakapan sosial dan pemahaman akan praktek itu jauh lebih menunjang. 

Masukan anak ke kampus yang ternama dengan harapan sang anak bisa memperluas relasi dan jaringan nya, kemudian biasakan dia untuk pandai bergaul dan membawa diri agar tidak mudah terbawa arus dan bisa menyesuaikan diri dimana pun mereka berada. 

Pandai bersosialisasi dan menjadi diri sendiri adalah 2 hal yang penting jadi tidak ada salah nya terus mensupport minat dan bakat sang anak, agar mereka memiliki rasa percaya diri. 

Oh iya, bicara percaya diri. Kita pun harus membiasakan anak tampil didepan umum, mengemukakan pendapat/ide/gagasan. Yups dalam dunia sosial terutama bekerja kita membutuhkan kepercayaan diri dan cara menyampaikan ide/gagasan yang benar sesuai porsinya. 

Apalagi jika sang anak ingin menjadi seorang pengusaha, mereka harus pandai bernegoisasi jadi ajak anak berdiskusi dan bertukar pikiran sejak mereka sudah bisa berbicara. Dimasa-masa emas tersebut otak dan daya ingatnya akan merekam, kebiasaan positif tersebut dan akan terus mereka terapan dalam kehidupan.

Jadi kecakapan sosial itu amat menunjang kelangsungan dan keberhasilan seseorang didalam tatanan masyarakat. Terlepas dari tolak ukur kesuksesan yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun