Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Konsep Menabung dan Kedermawanan

6 Juli 2019   16:26 Diperbarui: 6 Juli 2019   16:32 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat kita mengeluarkan sebagian rezeki yang kita miliki kepada yang berhak, saat itu kita menyampaikan amanah (dimana sebagian rezeki) yang kita miliki memang ada hak orang lain yang dititipkan melalui kita. 

Mulanya kita menyampaikan amanah, hak orang lain yang membutuhkan terselip kedalam rezeki kita. Setelah kita rutinkan, akan tumbuh rasa gemar berbagi. Kemudian, tidak ada lagi rasa sungkan berbagi dengan sesama tanpa pamrih.

 Tanpa disadari apa yang kita keluarkan nyatanya diganti berlipat-lipat dalam bentuk beragam, misalnya : kesehatan, diberikan perlindungan dari mara-bahaya, di mudahkan urusan, dikaruniai keluarga yang tentram dan bahagia serta dikelilingi orang-orang yang baik. 

Masya Allah, maha baik sang pencipta. Sebetulnya tanpa kita meminta pun, saat kita peduli dengan orang lain maka kita pun sedang dipedulikan olehNya. Konsep ekonomi yang seharusnya diusung adalah ekonomi kedermawanan.

Semakin tinggi tingkat kedermawanan seseorang, bahkan sebuah masyarakat di suatu Negara. Insya Allah, kemakmuran akan terasa di Negara tersebut. Berbagi secara tidak langsung mengurangi atau mengentas kemiskinan, perlahan-lahan. Semakin tinggi kesadaran Masyarakat untuk berbagi dengan sesama, maka cepat atau lambat kemiskinan berangsur berkurang. 

Memang terlihat seperti tidak dapat mengelola keuangan dengan baik karena yang dimiliki bukan terus di tabung dan diinvestasikan untuk usaha-usaha produktif. Sebetulnya dari total penghasilan bisa dibagi sekian persen untuk berbagi, sekian persen untuk pemenuhan kebutuhan, sekian persen untuk menabung atau membuka usaha. 

Menabung, masa kini lebih direkomendasikan menabung emas batangan atau logam mulia, bisa juga dengan membeli tanah atau membangun kontrakan. Insya Allah, tetap bisa berbagi dan perekonomian keluarga aman bahkan sejahtera. Berbagi tidak membuat kita menjadi miskin dan bangkrut. Menabung tanpa berbagi pun tidak membuat kita cepat menjadi kaya-raya.

Jika dahulu saat single kita berfikir betapa beratnya beban ekonomi setelah menikah, itu sebuah ketakutan yang keliru. Faktanya menikah merupakan salah satu jalan pembuka rezeki, meski memang minikah pun memiliki ujian-ujian yang berbeda setiap orangnya.

 Diluruskan niatan awalnya, menikahlah untuk menyempurnakan separuh agama dan menggapai ridho nya. Alhamdulillah, dari semua hal yang diperhitungkan oleh kita seorang manusia, tetap kalah dengan matematika sang khalik. Ketika kita memiliki beban baru maka akan Allah tambahkan perolehan kita tanpa kita sadari. 

Jadi, saat kita memiliki pendapatan atau rezeki jangan sungkan dan takut untuk berbagi. Berbagi itu tidak akan membuat tabungan kita mengempis, tidak membuat kita jadi kesusahan. 

Sesekali cobalah keluar dimalam hari, belilah beberapa paket sembako. Berkelilinglah dari sekitaran rumah, masih adakah orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau tempat tinggalnya tidak layak dihuni. Datangilah mereka, berikanlah paketan sembako yang sudah dibeli. Mintalah agar rezeki yang kita dapatkan dipenuhi keberkahan dan menyelamatkan kita dari hisab. 

Jadi kedepankan rasa kedermawanan kita setelah itu dipersilahkan berinvestasi dengan cara yang sesuai. Semoga rezeki dan nikmat yang kita peroleh berkah dan bermanfaat bagi kehidupan yang sementara ini. . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun