Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kearifan dan Keunikan Kota Kembang

28 Oktober 2018   18:21 Diperbarui: 28 Oktober 2018   18:28 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan kemarin (September pertengahan) saya memutuskan beli Tiket KAI untuk berangkat di tanggal 27 Oktober (Gambir-Bandung) sekaligus (Bandung Gambir) berhubung agak dadakan dan waktu luangnya ada di Sabtu minggu, okelah saya dan suami berangkat 05:05 dari Gambir di Hari Sabtu. Sampai di Kota Bandung pukul 8 lebih, sesampai disana yaa kami cari sarapan dulu, karena bekal maps dam nekad saja akhirnya kami coba naik angkutan umum menuju Alun-alun Kota Kembang tersebut.   

Saat itu kami sarapan disebuah warung Sunda, dengan menu ayam, sambel cabai dan sayur (Rp. 26,000/2 porsi) bonus teh tawar hangat.  Kami sampai di alun-alun kota Bandung sekitar pukul 10 lebih, karena sebelum naik angkutan umum kami jalan kaki dulu,,mencoba menghirup udara segar Kota Kembang. 

Tujuan kami ke Alun-alun adalah nyari sewa Kendaraan untuk kami kelilingi kota Kembang. Sayangnya berdasarkan info, di Alun-alun tidak ada yang menyewakan motor atau mobil. Oke, kami searching di mbah Google sajalah. Kemudian kami menemukan Shakila Rental Mobil & motor, jaraknya lumayan juga dari Alun-alun. 

Setelah sempat menikmati rumput sintetis Alun-alun Bandung dan sedikit berfoto kami pun memutuskan order grabb car, menuju rental motor.  Alhmdulillah masih tersedia motor Matic Vario (harganya 100 ribu/24 jam) over time per jam dihitung 10 ribu, terhitung murah. Kami tidak booking dulu, langsung datang ke Tkp. Selesai transaksi sewa, kami pun bergegas mengisi bensi (full tank) dan saat itu masih pukul 11 siang, akhirnya kami memutuskan pergi ke Tebing keraton. 

Menggunakan Google maps sebagai petunjuk arah. Alhmdulillah cuaca mendung namun tidak turun hujan, pukul 12 lewat kami sampai ke tebing keraton, setelah isoma kami memutuskan untuk masuk ke tebing keraton dengan harga tiket masuk (Rp. 15 ribu per orang) & biaya parkir Rp. 5 ribu. Senangya wisata disini tuh jelas, kalo biaya parkir 5 ribu ya udah ga ada pungutan lain (karena ada di Suatu daerah, kalo pungutan parkir itu biasanya ada 2-3 kali) sebel dong. 

Menikmati suasana sejuk, asri walaupun memang langit agak mendung (jadi gunung agak berkabut, gak nampak jelas) gpp over all bagus. Ada menara pengawas, ada camping ground, ada banyak tanaman bunga, pepohonan, lesehan. Spot foto nya juga lumayan, ini merupakan wisata tematik alam. 

Setelah merasa cukup menikmati suasana tebing keraton, setelah menikmati Indomie dan teh hangat di seorang ibu yang berjualan disekitar tebing keraton, juga sempat mengombrol dengan si ibu bahwa ladang didaerah sana biasanya ditanami Lobak, kentang dan aneka sayuran lainnya. Yups jalanan menuju tebing keraton kebanyakan ladang, diperbukitan. Pemandangan yang  menyegarkan mata. 

Setelah itu  saya suami pun memutuskan melanjutkan perjalanan. Kali ini kami memutuskan untuk mencari penginapan, berdasarkan info dari Redoorz kami mendapatkan sebuah Hotel didaerah dekat jalan Asia Afrika dengan harga yang cukup bersahabat (dihari weekend).  

Setelah pukul 3 sore kami sampai di penginapan, beristirahat dan nonton tv sambil menunggu sang malam datang, Ba'da Magrib kami memutuskan untuk berkeliling, mencari makan malam (salah satunya) dan cari tempat nongkrong. Berdasarkan google Sudirman Street (cukup dekat dengan Alun-alun) menyajikan banyak makanan, akhirnya kami memutuskan menepi di sana. 

Namun jangan kaget (saya mulanya kaget, kaget banget) banyak makanan non Halal disana, tapi mereka jujur. Akhirnya saya memilih masakan Jasun (Jawa Sunda) suami pilih nasi goreng sea food & saya milih soup Bandung (sop daging sapi, dengan banyak potongan Lobak dan kacang). Setelah kenyang kami memutuskan ke taman Vanda, sayangnya taman gelap (karena disekitar situ ada acara). 

Lalu kami memutuskan ke taman Fotografi, namun nyasar jadi kami ke Alun-Alun lagi, setelah cukup menikmati suasana malam disana, kami pun pulang ke penginapan.  Esok harinya kami memutuskan untuk cari sarapan tanpa Maps, bertemulah kami dengan aneka jajanan di daerah Pasar Baru. Kami mencoba mie kocok Bandung, Batagor kuah & bubur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun