Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Sudut Pandang

25 Februari 2018   14:04 Diperbarui: 25 Februari 2018   15:35 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cobalah berpikir menjadi pihak ke 3" ujar Adi pada Yaya, sejenak Yaya tertegun membaca WA dari Adi. "Pihak ke 3" gumam nya, di chat berikutnya barulah Yaya memahami alur pembicaraan. 

Intinya Adi ingin Yaya memposisikan diri sebagai pihak yang memiliki sudut pandang yang lebih luas, diambil dari sudut pandang tokoh A, Tokoh B, dan sudut pandang Yaya secara pribadi. "Sudut pandang A benar, dia melihat dari sisi kanan dan sudut pandang B juga benar melihat dari sisi kiri.. jadi tidak ada yang salah, hanya saja besarkan lagi nalar mu" ketikan Adi cukup menampar, tetapi begitulah cara terampuh untuk mengoreksi diri.

Usai percakapan by WA itu pun, Yaya segera mengoreksi diri nya "beginilah cara kerja Cinta seorang pria, kini aku paham" yup penuh denga pengamatan yang logis.  Dada nya berdesir kencang, ada rasa perih disana nyatanya feelling nya soal sikap Adi kemarin (terlihat berubah) itu memang benar adanya. Mungkin Adi jengah, Yaya memang cukup keras kepala. Terburu-buru dan ya ambisius. 

Baginya mencapai target yang diinginkan adalah hal yang cukup penting. Namun ada beberapa hal yang mungkin Adi sendiri tidak pernah tahu. Perasaan yang Yaya bangun berdasrkan asas "aku berusaha melihat sisi baikmu dan memaafkan masa lalu mu" keputusan untuk menjalin hubungan asmara ini bukan layaknya hubungan kebanyakan, Yaya harus mengetahui kebenaran-kebenaran yang membuat hatinya nyeri saat itu. 

Namun dia percaya Adi memiliki banyak sifat baik, bukankah Yaya tidak mencari sosok yang sempurna. "Perasaan itu tulus, ku rasa aku bisa" ujar Yaya tepat di akhir 2016 saat memutuskan bersama dengan tujuan ke jenjang serius. 

Lambat laun, Yaya dapat melihat banyak sisi baik Adi. Meski kadang ada beberapa sahabat karib Yaya mengatakan "kok dia kayanya banyak nuntut kamu Ya? Kok dia kaya konsumen ya, komplen terus" Yaya hanya tersenyum tenang "koreksian Mas Adi itu banyak benarnya ko.. dia cuma ingin aku jadi lebih baik, yang akan merasakan hasilnya kelak ya aku sendiri" timpal Yaya memahami kegusaran sahabatnya, Ya Sahabat nya Ririn dan Ayu. 

Yaya termenung, mengingat perjalanan hidupnya dan tiada henti mengucap syukur "alhmdulillah 5 tahun aku lalui dengan baik, saat ini aku diuji untuk bersabar" ujarnya menghibur hati nya sendiri. 

Awal tahun ini Yaya memiliki banyak  planning sebetulnya, hanya karena 1 keputusan atau pilihannya untuk resign adalah keputusan yang tidak begitu bagus. Yaaa, kini setelah 5 tahun bekerja tiada henti dia menganggur. Gusar bukan main, kepalanya berat tak karuan. Tidak bekerja bukanlah kebiasaannya, namun apa daya nasi telah menjadi bubur. 

Yaya berupaya mencari jalan keluar, menghimpun informasi sedemikian rupa dan mengikuti semua informasi/test dan lainnya. Meski belum membuahkan hasil, setidaknya kelak dia akan lebih matang saat membuat sebuah keputusan. Yups memang terasa telat, tetapi tidak ada yang telat, semua sudah ada yang ngatur. Seperfeksionis apapun rencana seorang manusia pasti kembali lagi pada takdir atau nasib. 

"Percayalah, Allah akan berikan ganti yang lebih baik" ujar Ririn yang tiada hentinya mensupport Yaya yang tengah-enggah. "harusnya kini aku mencicipi manis nya hasil kerja keras ku" ujar Yaya yang baru menyelesaikan studi S1 nya, agak sedikit menyayangkan kepayahan nya dalam menjalani test demi test "jangan suka menyalahkan diri sendiri itu kurang baik," ujar Mas Adi mengingatkan bahwa hidup harus terus bersemangat dan berdoa..

Terpuruk hanya boleh 1 kali, jangan berlarut-larut. Bangkit dan memulai langkah dengan maksimal, itropeksi diri dan berupaya memperbaiki segala yang salah atau kurang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun