Mohon tunggu...
Hety A. Nurcahyarini
Hety A. Nurcahyarini Mohon Tunggu... Relawan - www.kompasiana.com/mynameishety

NGO officer who loves weekend and vegetables

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mencari Hati di Donasi Digital

6 Mei 2021   21:31 Diperbarui: 6 Mei 2021   21:37 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyalahgunaan bantuan, tindak penipuan, donasi yang tidak sesuai sasaran yang dijanjikan bukanlah hal yang pertama kali terjadi dalam catatan donasi digital di Indonesia, baik yang dilakukan oleh individu, komunitas, maupun lembaga. Selalu saja ada cerita dan kasusnya berulang. Hal ini sebenarnya mulai meresahkan karena di saat kemajuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi, perolehan donasi digital diakui meningkat tajam, namun faktanya, juga diikuti oleh kenaikan tindakan yang tidak terpuji dari oknum. 

Dengan berbagai kemudahan yang yang ditawarkan, wajar jika penggalang dana (fundraiser) atau donatur menggemari donasi secara digital daripada secara konvensional. Donasi digital yang sarat penggunaan teknologi lebih praktis karena cashless. Sedangkan donasi konvensional dianggap lebih repot karena harus melalui kotak amal, amplop, membawa uang sendiri, dan sebagainya.

Walaupun demikian, menariknya, dibanding donasi konvensional, persoalan yang sering muncul pada donasi digital bukan terletak pada aspek teknis/operasionalnya, melainkan pada isu keamanan dan isu etika berdonasi. Ada banyak persoalan etika yang muncul pada donasi digital. Misalnya, dalam ranah penggalangan dana, pengelolaan bantuan yang terkumpul, penyaluran donasi, serta pelaporan/pertanggungjawaban donasi kepada donatur. 

Kembali lagi, masih ingat 'Twitter please do your magic'? Sepertinya ada orang yang sudah enggak punya hati untuk mencari keuntungan dengan cara menggalang dana dan mencari simpati padahal semuanya adalah tindakan penipuan. Jika isu keamanan bisa kita serahkan kepada penyedia platform pembayaran, maka untuk isu etika berdonasi sepertinya harus kita yang aktif turun tangan. Yuk, jadi donatur yang cerdas sekaligus punya hati yang diletakkan di tempat yang benar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun