Mohon tunggu...
Hety A. Nurcahyarini
Hety A. Nurcahyarini Mohon Tunggu... Relawan - www.kompasiana.com/mynameishety

NGO officer who loves weekend and vegetables

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Laptop, Mantra, dan Video Balon

19 Juli 2017   23:54 Diperbarui: 20 Juli 2017   00:00 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyuman saya melebar saat saya melihat video 'Balonku, Social Experiment' yang dibagikan seorang teman di akun LinkedIn-nya. Siapa sangka video berdurasi dua menit lebih dua puluh detik itu sedang menyindir kita tentang banyaknya kebutuhan hidup manusia. Bagi saya, ternyata, mantra warisan mama dan papa masih relevan untuk kehidupan sekarang.

Dalam video digambarkan, orang-orang yang sudah dikumpulkan dalam satu ruangan bersama balon dalam genggamannya diminta untuk melepaskan balon jika instruksi yang diberikan sesuai dengan keinginannya. Pemandangannya menarik. Di awal terlihat, orang-orang cenderung melepaskan balon yang ada di genggamannya untuk sesuatu kesenangan yang bersifat sesaat. Sehingga, bisa ditebak, saat di akhir, tidak ada lagi balon yang tersisa di genggaman.

Lepaskan satu balon jika kamu sering ngopi bareng teman.Lepaskan satu balon jika kamu ingin update style berpakaian.Lepaskan satu balon jika kamu ingin solo travelling buat refreshing.Lepaskan satu balon jika kamu suka beliin mainan buat anak atau keponakan.Lepaskan satu balon jika kamu ingin nabung buat modal nikah ...

Dari video itu saya belajar. Setiap orang menyadari kebutuhan hidupnya masing-masing tetapi gagal mengenali kebutuhan tersebut sebagai prioritas atau tidak. Karena tidak mengetahui prioritasnya, orang-orang cenderung untuk mengusahakannya tanpa berpikir lebih jauh. Yang penting kebutuhannya sudah terpenuhi, seinstan itu. Diilustrasikan dalam video, orang-orang bisa dengan mudahnya melepaskan balon. Sehingga, saat kebutuhannya benar-benar mendesak, orang tersebut sudah tidak mempunyai sumber daya lagi. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Di zaman yang serba dinamis ini, kita adalah pilot atas kehidupan yang kita jalani. Banyaknya kebutuhan hidup yang harus kita penuhi dan terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan membuat kita harus terampil dalam menentukan prioritas. Peraturannya akan terus seperti ini sampai kapanpun. Menabung dan berinvestasi juga bisa menjadi jalan yang membantu kita di masa yang akan datang. Nah, dengan rumus menentukan prioritas, menabung, dan berivestasi, kebutuhan hidup tidak akan serumit yang kita bayangkan.

**

Intip video 'Balonku, Social Experiment' di www.jenius.com atau akun Facebook, Twitter, dan Instagram @JeniusConnectt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun