Mohon tunggu...
Nurfandi Falih Permana
Nurfandi Falih Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student LP3I College Karawang

Seorang introvert yang senang mengeksplorasi kehidupan melalui lensa yang tenang dan reflektif. Berbicara melalui kata-kata, saya menemukan kegembiraan dalam mendalami hobi-hobi Di balik kepribadian yang lebih diam, tersembunyi keinginan yang mendalam untuk memahami dinamika sosial dan hubungan antarpribadi. Saya tertarik pada berbagai topik psikologi, dan kehidupan sehari-hari, yang saya temukan sebagai sumber inspirasi untuk konten saya. Dengan berbagi pemikiran dan pengalaman tentang bagaimana saya menjelajahi dunia sosial dengan kearifan dan rasa ingin tahu yang tak ada habisnya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh Strict Parents dan Solusi Mengatasi Perlakuan Berlebihan: Pendekatan Psikologi - Sosiologi untuk Keseimbangan dalam Keluarga

4 Maret 2024   15:42 Diperbarui: 27 Maret 2024   11:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 
 Pola asuh strict parents seringkali menciptakan lingkungan keluarga yang cenderung otoriter, dimana aturan-aturan ketat dan harapan yang tinggi ditegakkan dengan keras. Perlakuan berlebihan dalam bentuk kontrol yang ketat dan kurangnya ruang untuk berekspresi diri anak seringkali menjadi dampak dari pola asuh ini. Penelitian psikologi dan sosiologi telah menunjukkan bahwa 
pola asuh yang terlalu ketat dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan sosial anak, serta hubungan antara anggota keluarga.

Memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak adalah langkah penting dalam mengatasi dampak negatif dari pola asuh yang terlalu ketat.
 John Rawls

 Pendekatan psikologi dalam mengatasi perlakuan berlebihan dari strict parents meliputi pemahaman mendalam tentang kebutuhan psikologis anak serta strategi untuk memperkuat hubungan antara orang tua dan anak. Misalnya, terapi keluarga dapat membantu dalam memperbaiki komunikasi dan membangun kepercayaan di antara anggota keluarga. Di sisi lain, pendekatan sosiologi menyoroti pentingnya konteks sosial dan budaya dalam pola asuh keluarga. Mempertimbangkan norma-norma sosial dan ekspektasi budaya dapat membantu dalam merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
 Salah satu ilmu yang dapat diimplementasikan dari pendekatan psikologi adalah teknik komunikasi yang efektif antara orang tua & anak. Mengajarkan orang tua untuk mendengarkan dengan empati dan mengkomunikasikan harapan mereka secara jelas dapat membantu dalam mengurangi ketegangan dalam keluarga.. Selain itu, strategi pemecahan masalah dan manajemen emosi juga penting untuk diterapkan agar keluarga dapat menghadapi konflik dengan cara yang sehat dan produktif.


 Dari sudut pandang sosiologi, penting untuk memperhatikan dinamika kekuasaan dalam keluarga dan mempromosikan partisipasi aktif dari semua anggota keluarga. Menciptakan lingkungan keluarga yang inklusif dan demokratis dapat membantu dan mengurangi perlakuan berlebihan dan menciptakan keseimbangan yang sehat antara otoritas dan kebebasan individu. Selain itu, memahami norma-norma sosial yang memengaruhi pola asuh dapat membantu dalam menyesuaikan praktik-praktik keluarga agar sesuai dengan nilai-nilai yang lebih sehat.

 Penerapan ilmu psikologi dan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dengan refleksi diri dan komunikasi terbuka antara anggota keluarga. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami perspektif orang lain, serta bersedia untuk belajar dan berkembang bersama, adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan keseimbangan dalam keluarga. Selanjutnya, praktik-praktik seperti penjadwalan waktu keluarga, menetapkan batasan yang sehat, dan memberikan ruang bagi ekspresi diri individu dapat membantu dalam mengurangi ketengangan dan menciptakan suasana yang harmonis dalam keluarga.

Kesadaran akan dinamika kekuasaan dalam keluarga membantu mengurangi risiko perlakuan berlebihan dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Max Weber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun