Mohon tunggu...
Malika Aufi
Malika Aufi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Rangmudi Surau Merantau

Hobinya menulis. Pecinta kucing dan tipe orang yang gampang ditebak

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Aku Sudah Tahu Kebenarannya! Part 3 End

31 Oktober 2023   13:43 Diperbarui: 3 November 2023   12:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Oleh: Malika Apta Hazmania Aufi

***

Sebelumnya...

"Nanti siang, kita selesaikan masalah dengan Asta ya Sita..." ucap ku di perjalanan menuju sekolah.

"Eehm... Fara, kenapa nggak di maafkan saja? Sita mau memaafkan perbuatan Asta." balasan Sita membuat ku sangat kaget.

"Tidak! Jangan bodoh Sita! Bukankah dia sudah keterlaluan?!" nada suara ku meninggi.

"Itu keputusan ku... Fara, aku mohon..." Sita memohon.

"Tidak Sita! Aku nggak rela orang yang telah menyakiti kembaranku di lepas begitu saja!" Aku menolaknya sekali lagi.

"Ya sudah kalau itu jalan terbaik, Sita ikut keputusan Fara." akhirnya Sita pasrah juga.

***

Siang nya...

"Bu Ifa, apakah boleh untuk hari ini waktu masuk nya di majukan?" tanya ku.

"Ooh... Iya, memang hari ini mau saya majukan waktu masuk kelas nya." jawab Bu Ifa.

"Kamu masih ada video bukti nya kan?" lanjut Bu Ifa.

"Masih Bu..." jawab ku sambil mengeluarkan HP lalu menyerahkan nya pada Bu Ifa.

"Oke." ucap Bu Ifa.

"Perhatian, kepada seluruh siswa kelas 8.2 di mohon untuk kembali ke kelas nya sekarang!" speaker informasi berbunyi kencang.

Semua murid kelas 8.2 pun berbondong-bondong memasuki kelas. Termasuk Asta tentunya...

"Ada apa Bu Ifa? Kok jadwal masuk nya di majukan?" tanya Asta pura-pura tidak tahu. Terlihat Asta berjalan dengan baik. Padahal kemarin dia baru saja mengalami cedera.

"Hmm nggak apa-apa." jawab Bu Ifa dengan malas.

"Oi Asta! Bukan nya kemarin kamu habis keseleo?! Kok jalan mu normal-normal saja?!" tanya ku mendadak

"S-sudah sembuh!" Asta terkejut. Dengan cepat dia memasang tampang kesal, lalu berjalan sedikit pincang. 

"Semua duduk di tempat masing-masing!" perintah Bu Ifa.

"Proyektor itu untuk apa Bu?" tanya Luna.

"Oh iya, saya lupa beri tahu kalian. Kita mau nonton sesuatu yang sangat menarik dan membongkar rahasia besar." jawab Bu Ifa sambil men setting laptop nya. Kemudian memutar video yang telah di copy file dari HP Fara.

Semua menonton video nya dengan seksama. Sampai akhirnya terdengar suara Asta lirih.

"Sial, bodohnya aku..!" ucap Asta lirih sambil menunduk.

"Ooh jadi selama ini..?" kata Luna.

"Asta! Sini maju!" perintah Bu Ifa.

Asta pun menuruti perintah Bu Ifa. Dia berjalan sambil menunduk.

"Kenapa kamu menuduh Sita?!" tanya Bu Ifa. Asta hanya terdiam.

"Jawab Asta!" teriak Bu Ifa. Lagi-lagi tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Asta.

"Bu Ifa, cukup..!" ucap Sita tiba-tiba.

"Sudah deh Sita, nggak usah sok membela gitu." dengan sombong nya, Asta mengatakan hal itu.

"Asta! Sebenarnya kamu ada apa sih dengan Sita?!" tanya Bu Ifa yang semakin jengkel dengan Asta.

"Saya punya dendam dengan Sita Bu.." jawab Asta tanpa ragu sedikitpun. Bu Ifa kaget.

"Dendam ini ada sejak 1 tahun lalu.. Dan berawal karena saya naksir Kak Arsha yang tak lain adalah kakak dari Fara dan Sita. Sebelum ada mereka berdua, saya masih bebas berkhayal menjadi kekasih Kak Arsha. Tapi setelah Sita masuk, dengan polosnya dia bilang kalau kakak nya tidak menyukai siapa-siapa. Akhirnya terjadi lah.. Saya di cap sebagai pembohong handal. Dan hancur lah harapan saya." jelas Asta panjang lebar.

"Dan satu lagi. Kemarin saya melakukan itu pada Sita motif nya adalah saya sedang melampiaskan rasa sakit hati dan ketidakrelaan saya dengan Sita." imbuh Asta.

***

Hari-hari berikutnya Asta tidak lagi terlihat di sekolah. Sampai pada akhirnya Bu Ifa mendapati secarik surat. Ternyata...

Teruntuk: Bu Ifa

Dari: Zafreen Hanasta (Asta)

Bu Ifa, saya izin pamit. Saya keluar dari sekolah ini dan mau menyambung sekolah di pesantren untuk memperbaiki sikap buruk saya. Saya minta maaf yang sebesar-besar nya atas perbuatan saya selama ini yang membuat Bu Ifa tidak berkenan. Maaf kan saya karena sudah meninggalkan kesan yang buruk.

Oh iya... Saya sekalian nitip ini untuk Sita ya Bu...

Sita, aku minta maaf yang sebesar-besar nya atas kesalahanku selama kita bersama ya.  Aku harap kamu memaafkan aku. Kalau kamu mau benci aku silakan saja. Aku memang berhak di benci. Karena aku telah meninggalkan kesan yang buruk bagimu.

Salam, Asta.

08/09/2035


~Tamat~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun