Mohon tunggu...
Oktavianus Teguh P
Oktavianus Teguh P Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang pengembara dunia dan kehidupan, berbagi untuk saling mencerdaskan sesuai jati diri sebagai anak Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Eksotisme Pantai di Pulau Penjara

8 April 2014   17:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 3 April 2014 Salam bahagia... Jalan-jalan kali ini adalah menuju ke bagian Selatan pulau Nusakambangan Cilacap tepatnya di pantai ujung Timur. Sudah lama terdengar jika bagian Selatan pulau yang dulu disegani para napi (konon sekarang sudah berkurang jauh rasa angkernya setelah napi di sana pun tak takut jualan narkoba kelas berat) jika memiliki pantai-pantai yang indah. Layak jika dari dulu pemda Cilacap (juga pemprov Jateng) sangat 'nafsu' untuk mengembangkan wilayah ini sebagai daerah tujuan wisata paling tidak menyaingi pantai Pangandaran di dekatnya. Nilai plus dari pantai-pantai di sini adalah banyak yang harus dicapai dengan medan yang ekstrem. Dibanding tujuan wisata pantai lainnya yang sangat mudah dijangkau, buat saya pribadi ini lebih mengasyikkan. Apalagi jika melalui hutan dan jika beruntung masih bisa menikmati suara ayam hutan dan lebih beruntung lagi jika bisa melihat 'kucing-kucing raksasa' (belum sempat ke TKP-nya). Sebelumnya, mari nikmati kue serabi yang bisa dibeli hanya di pagi hari saja sekitar jam 4.30 - 07.00 di setiap sudut kota Cilacap. Rekomendasi saya yang ada di samping pintu perlintasan KA jalan Soeprapto karena aroma dan rasanya lebih 'mak cluup'.

Baik, perjalanan di mulai dari pantai Teluk Penyu (masuk ke pantai ini bayar retribusinya Rp 5.000,- dapat bonus logat Ngapak). Kami parkir mobil di depan warung teman yang berjualan di depan Benteng Pendem. Di sana sudah menanti tukang perahu yang akan membawa kami menyeberang. O iya...saat itu ongkos per orang adalah Rp 15.000,- bolak-balik. Jangan lupa meminta nomer telepon tukang perahu untuk konfimasi penjemputan dan pastikan nomer itu benar. Kami menaiki perahu Tongkol 103. Juru mudinya masih muda sekali. Sebenarnya, kami ingin ke pantai Selok Jero, berhubung waktu menyeberang kurang lebih 1,5 jam dan saat itu kami membawa orang tua, sementara memilih yang jarak tempuhnya hanya k.l 10 menit saja. :). Kalau ke Selok Jero, tempat menyeberangnya di pelabuhan Sleko menggunakan kapal kayu nelayan. Sesampai di 'dermaga' seberang, kami ada pilihan mau menuju pantai dengan jalan kaki melintas hutan atau naik 'odong-odong' sebuah kendaraan jenis Kijang Kotak (lama/versi 1.0) yang dimodifikasi sehingga bisa mengangkut sampai 15-an penumpang. Sekali lagi, berhubung beserta orang tua, kami memilih naik odong-odong yang ongkosnya Rp 10.000,-/orang bolak-balik. Karena kami bertujuh maka totalnya adalah Rp 60.000,- (ngenyang...).

'Dermaga' tujuan

Menuju mata air tawar nan segar

Suara deburan ombak ketika pecah di dalam gua sangat 'hebat'

Samudera Hindia, deretan kapal bertonase besar terlihat

Salah satu bagian dari bangunan benteng peninggalan

penjajah yang sudah di 'jajah' aksi vandalis

Pintu masuk menuju benteng

Yoyo sang pemandu wisata cukup dua bungkus rokok,

pulsa dan makan sampai kenyang

Usahakan datang ke tempat ini bukan di saat air laut pasang, karena karang-karang di sekitarnya akan tertutup. Saat akan kembali pulang, jangan lupa beli madu asli dari hutan sebagai oleh-oleh... :)

Kami sempat berkenalan dengan pemilik (saat itu hanya warung ini yang buka) warung bernama pak Warno beserta istri dan anaknya nomer 4 yang masih sekitar 4 tahun usianya. Sangat baik. Bisa memesan menu sesuai bahan yang tersedia. Kami memesan oseng kangkung, telur dadar, es teh dan jeruk plus menu tambahan mie instan rebus.

Tips :

  1. Datanglah dari pagi hari agar bisa puas, karena area akan terisolasi setelah jam 5 sore.
  2. Bawa topi dan atau kaca mata hitam
  3. Pakailah pakaian yang nyaman untuk di pantai, tidak perlu pakai gaun apalagi kebaya dan tuksedo...
  4. Kalau perlu bawa air mineral dan bekal sendiri, tapi yang ingin segarnya kelapa muda tidak perlu membawa karena warga sudah menyediakan dengan sistem nikmati dulu (segar gak segar) baru harus bayar.
  5. Jika tidak membeli di warung sekitar pantai, lebih baik tidak menggunakan propertinya seperti tikar, meja, dll daripada di usir... :)
  6. Jaga kebersihan dan etika. Warga sekitar cukup ramah menyambut tamu.
  7. Jika rombongan dan bukan tipe survival, bawa perlengkapan P3K. Jika seorang survival...alam menyediakan obat yang mujarab...:)
  8. Seluruh daftar harga di atas sewaktu-waktu bisa berubah tergantung tingkat inflasi, harga BBM dan syarat apalagi ketentuan berlaku... :). Yang penting...pandai-pandailah mengambil hati agar proses negosiasi harga bisa sesuai...sesuai kesepakatan (win-win solution katanya)

Selamat menikmati jalan-jalan di pulau Nusakambangan...sediakan waktu yang banyak untuk eksplorasi keindahan dan eksotismenya... :) Ke Gua Maria Nusakambangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun