Ada satu pengalaman yang tak terlupakan saat melihat langsung aktivitas warga binaan alias Narapidana yang menghuni Lapas Kelas I Cipinang selama dua hari ini. Walau tak sampai masuk melewati lapisan pintu-pintu yang di jaga ketat dan diperbolehkan masuk lewat pintu samping area Lapas Kelas I Cipinang, namun suasana berbeda cukup terasa. Di area samping yang masih menjadi lingkungan Lapas Cipinang ini ternyata ada lahan persegi panjang yang “disulap” menjadi lokasi penanaman berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Tumbuh subur dan hijau dengan hasil yang sudah terlihat di beberapa tanaman seperti buah pisang dan buah kedondong.
Sebuah pemandangan yang tak terduga sama sekali, dan takjubnya seakan tak hilang setelah mengetahui pengarapnya adalah para narapidana yang berasal dari latar kasus yang berbeda-beda, terutama kriminal dan narkoba.
Lihatlah seorang warga binaan yang bernama Masril Bin Ramli, pria berusia 53 tahun itu terlihat semangat dan optimis. Bukan tanpa sebab karena kesehariannya di Lapas Cipinang kini penuh dengan aktivitas, selain pengurus Musholla di dalam Lapas Cipinang, Masril juga menjadi petani sayur di lahan Lembaga pemasyarakatan kelas satu ini. Bapak 3 Anak yang telah menjalani hukuman 6 tahun dari masa waktu 12 tahun, merasakan langsung dampak positif dari program yang dibuat di Lapas Cipinang ini.
[caption caption="kegiatan di LP Cipinang. (Dok. Pribadi"][/caption]
Beberapa bulan yang lalu, Masril bersama puluhan narapidana lainnya, telah menerima pelatihan penanaman sayur mayur, kini dalam waktu tiga hari kedepan bersama teman-temannya berjumlah 13 orang akan menerima pelatihan lagi tentang penanaman rempah-rempah dan tanaman obat bersama trainer yang berpengalaman.
“Kita berikan kepada warga binaan ini bekal supaya mereka dapat mengetahui arah hidup baru mereka setelah bebas nanti, mereka bisa mandiri dan dapat diterima oleh masyarakat, selain ini program lapas produktif bisa berjalan dan bermanfaat nyata bagi warga binaan ” Ujar Dahlan Pasaribu kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta.
13 peserta akan menerima pelatihan menanam rempah dan tanaman obat, mereka adalah warga binaan yang telah memasuki tahapan asimilasi dan telah menjalani sebahagian hukumannya. Ikut sertanya mereka juga hasil seleksi dari tim pengamat pemasyarakatan.
Semangat mereka ternyata tak hanya berwujud tanaman yang hijau atau pohon yang berbuah, tapi penghargaan sebagai juara I Festival Narapidana Berkebun bulan Desember 2015 yang lalu berhasil mereka rengkuh.
Terapi Healing Kultural
Bekerjasama dengan sebuah yayasan, dibalik program unik yang digagas ini ternyata menyimpan sebuah tujuan besar untuk kebaikan narapidana. Sebuah terapi yang akhirnya akan menyembuhkan mental para warga Lapas Cipinang dengan berinteraksi bersama alam terutama tanaman.
“Kami menggunakan tanaman sebagai alat untuk berinteraksi dengan warga binaan serta menumbuhkan rasa cinta kasih di diri mereka. Sehingga tak hanya mereka dapatkan ilmu bercocok tanam, namun juga menumbuhkan kasih sayang dalam jiwa mereka saat merawat tanaman dari benih sampai panen” kata Lusi Ismail seorang trainer di pelatihan napi berkebun ini.