Mohon tunggu...
Myday Mayday
Myday Mayday Mohon Tunggu... -

di relung hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perbandingan Anak TK dan Partai Demokrat

29 September 2014   11:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat Anak TK meminta suatu mainan kepada bpk/ibu, apabila tidak dipenuhi pasti akan merajuk/merengek supaya permintaannya dipenuhi oleh orang tuanya.
Ada berbagai macam reaksi yg muncul, nangis sampai tersedu-sedu, guling-guling di lantai, lemparin mainan yg ada atau bahkan lari ke rumah tetangga.
Tapi ujung-ujungnya dia akan baikan sendiri dan lupa(menganulir keinginannya)
Si anak meminta sesuatu pasti karena ada alasan tertentu. Ada yg karena temanny sudah punya barang baru-jd pengen punya barang seperti temennya "follower "- atau ada yg memang mau karena penasaran melihat barang baru.

Skrg mari kita lihat demokRAT (Rat : tikus) dalam proses pengesaan RUU pilkada. "PANTAS GA DISEJAJARKAN DENGAN ANAK TK?"

1. Siapa yang mengajukan RUUPilkada? Pemerintah (demokRAT).
2. Siapa yg "klaim" mati-matian untuk mendukung pilkada langsung? Presiden DEMOKRAT ()
3. Siapa yg ketika voting merasa paling benar, lalu memunculkan opsi baru dengan 10 syarat yang mmg semua tau itu harus dilakukan meskipun tanpa diusulkan (efisiensi anggaran-harus kn?, kampanye hitam-semua jg tau itu salah, uji kompetensi calon-demoRAT ngajuin calon ga uji kompetensi yh? Pantas presiden yg dihasilin plin-plan -eh, milih ketua partai aja ga bisa!!!)
nasional.kompas.com/read/2014/09/18/12143301/Dukung.Pilkada.Langsung.Ini.10.Syarat.yang.Diminta.Demokrat

Jd kalo anak TK minta mainan baru yh uda- beres..
demokRAT ini beda, dia minta mainan baru (mengusulkan RUUPilkada), tp pas dipenuhi (suruh voting) dia malah minta lebih (harus ini-harus itu) ketika syarat itu ga dipenuhi "RAT" itu dengan entengnya pergi. Mainan yg diminta td dan uda dibelikan dibuang gt aja (kalo ini anakku, mungkin bisa aku hajar habis-habisan).
Dan ketika ada orang lain yg mengambil mainan td dia mulai teriak, kenapa mainany ga pake yg aku minta tadi (harus ini-harus itu) itu salah kalian makanya mainan itu jd milik dia. (Salah PDIP,HANURA,PKB, dan rakyat Indonesia. Kenapa RUUPilkada disahkan karena ga mau terima syarat kami. Taek ga tuh??)
Dan sekarang saat semua orang tau sandiwara mereka, mereka serempat mencari cara "membenarkan" aksi mereka, cari muka, cuci tangan. Tp semua uda jd taek, bukan bubur lg., uda busuk beye.

Sekarang bandingkan anak TK dan demokRAT? Mana lebih tinggi "derajatnya"? Yah anak TK lah!! Ga diragukan lagi.

Salam
Mr. mBer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun