Mohon tunggu...
Budi Hartono
Budi Hartono Mohon Tunggu... Konsultan - Ini profilku...tidak banyak, tetapi cukup.

Biarkan mengalir seperti biasa...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tepuk Pundakku, Kau Kutabok

26 November 2018   16:50 Diperbarui: 26 November 2018   16:53 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabok (dok:wikihow)

Akhir-akhir ini kita denger kata yang cukup eksotis diucapkan oleh pejabat, 'Tabok'. Kalo kita baca di Kamus Besar Bahasa Indonesia, 'tabok' didefinisikan sebagai 'memukul (kepala dan sebagainya) dengan telapak tangan; menampar'. Istilah ini memiliki makna implisit 'disertai dengan tenaga'. Artinya, jika ditabok sudah pasti lebih keras dan efeknya lebih sakit dibandingkan dengan 'menepuk' karena 'menepuk' diartikan sebagai 'memukul seseorang tidak keras dari belakang atau dari samping dengan telapak tangan'.

Nah, dari definisi kata 'tabok' dan 'tepuk', kita sudah tahu bedanya. Ketika kata 'tabok'diucapkan dengan intonasi tertentu, maka bisa dipahami bahwa yang mengucapkan sudah sedemikian jengkelnya, sedemikian kesalnya, sedemikian marahnya sehingga perlu melakukan proses 'tabok' kepada orang lain.

'Tabok'dalam konteks metafor juga memiliki implikasi yang tidak sederhana. Kata itu tidak lagi dimaksudkan dengan memukul dengan telapak tangan, tapi lebih jauh dari itu, memberi hukuman yang 'berasa', yang efeknya cukup berat bagi orang yang dimaksud. 'Tabok' juga bisa mengindikasikan sebagai perintah bagi instansi terkait untuk segera menindaklanjutinya.

Rasanya dalam beberapa hari ini, 'tabok' sudah menemukan sasarannya. Jika memang itu yang dimaksudkan. Bisa juga 'tabok' digeneralisir untuk penindakan-penindakan lainnya yang sejenis, yang dianggap menjengkelkan bagi yang menyampaikannya.

Anda mau ditabok? Maaf, saya hanya mau ditepuk saja ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun