Mohon tunggu...
M Yana
M Yana Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer

Mendaki menjadi hobi baru saya

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mengenal I Nengah Yasa Adi Susanto Caleg DPRD Dapil Bali - Kisah Perjalanan dari Usia Muda

12 September 2023   18:25 Diperbarui: 12 September 2023   19:19 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pelayaran, nama I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., adalah sosok yang patut diperhitungkan. Pria asli Desa Bugbug, Karangasem ini telah mengabdikan dirinya dalam pelatihan dan perekrutan crew kapal pesiar. Pengalamannya yang panjang, dari tahun 1999 hingga 2009, sebagai Sommelier atau penjual anggur di kapal pesiar Celebrity Cruises, membawanya mengelilingi lebih dari 60 negara. Inilah perjalanan suksesnya yang patut diinspirasi.

Awal Mula yang Sederhana

Adi, yang merupakan bungsu dari 10 bersaudara, tidak pernah bermimpi untuk bekerja di kapal pesiar ketika ia masih muda. Kendati memiliki hasrat yang besar untuk melanjutkan pendidikannya, Adi terbatas oleh keterbatasan finansial. Orangtuanya adalah petani di Desa Bugbug, Karangasem, dan kondisi ekonomi keluarganya membuat Adi harus menahan impian tersebut.

Setelah lulus SMA pada tahun 1993, Adi memutuskan untuk bekerja sebagai penjaga restoran di malam hari di Candidasa. Tidak sampai satu tahun, Adi pindah ke Lovina dan bekerja sebagai Satpam di Hotel Aneka Lovina selama dua tahun. Selama waktu itu, ia berusaha keras untuk meningkatkan kemampuannya dengan mengambil kursus bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Akhirnya, pada tahun 1996, ia melamar pekerjaan di Nikko Bali Resort & Spa sebagai security. Hasratnya untuk bekerja di kapal pesiar muncul ketika banyak teman sejawatnya yang ikut sebagai tim pra-pembukaan di Hotel Nikko Bali memutuskan untuk bekerja di kapal pesiar.

Perjalanan Menuju Kapal Pesiar

Adi harus menghadapi dilema antara menjadi pemandu wisata berbahasa Jepang atau bekerja di kapal pesiar. Akhirnya, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan perhotelan di Renon. Setelah menjalani cross-training di Hotel Nikko Bali, pada tahun 1998, ia kembali mencoba melamar pekerjaan di kapal pesiar. Meskipun gagal selama tiga kali percobaan sebelumnya, tekadnya tidak pernah pudar. Pada percobaan keempat, Adi diterima di kapal pesiar Celebrity Cruises sebagai Bar Waiter. Ia menghabiskan hampir 10 tahun di kapal pesiar tersebut dan mencapai posisi terakhirnya sebagai Sommelier.

Kebiasaan Kerja Keras Sejak Kecil
Kehidupan Adi yang keras sejak kecil telah membentuknya menjadi individu yang tahan banting dan pantang menyerah. Ia bahkan pernah menjadi buruh galian C di tukad Buhu Desa Bugbug, Karangasem, ketika masih sekolah SD dan SMP. Waktu itu, ia harus bekerja untuk mencari nafkah demi meringankan beban orangtuanya dalam membayar biaya sekolahnya.

Kesulitan yang ia alami selama masa kecilnya mengajarnya untuk gigih dan terbiasa dengan kerja keras. Selama bekerja di kapal pesiar selama 10 tahun, Adi juga belajar banyak dari mertuanya, I Wayan Djanthen, S.E., dan Ni Ketut Mastini, yang selalu menekankan pentingnya jujur dan membantu orang tanpa pamrih. Nilai-nilai ini masih ia pegang teguh, bahkan saat ia telah sukses dan menjadi pahlawan devisa.

Monarch Bali: Pusat Pelatihan Terkemuka
Kehidupan memang penuh kejutan, dan salah satunya adalah berdirinya Monarch Cruises Line & Hospitality Training Center. Adi, bersama dengan rekan bisnisnya di PT. Ratu Oceania Raya Bali dan Monarch Bali, yaitu I Nyoman Sudi Artawan dan I Made Sumitra, mengambil langkah berani dengan membuka kursus pelatihan ke kapal pesiar pada akhir tahun 2009.

Awalnya, mereka hanya memiliki sebuah ruko 2 lantai untuk kursus bahasa Inggris di Banjar Dukuh, Dalung. Namun, respon masyarakat begitu besar sehingga pada tahun 2010, Monarch Cruises Line & Hospitality Training Center membuka program basic level setara dengan diploma 1 dengan program Tata Hidangan, Tata Boga, dan Tata Graha.

Pertumbuhan pesat ini memaksa mereka membuka kampus Monarch di tiga lokasi sekaligus, yakni Monarch Candidasa, Monarch Singaraja, dan Monarch Gianyar. Pada tahun 2011, kampus Monarch Negara didirikan untuk membantu mereka yang tinggal di Bali Barat. Kini, Monarch Bali memiliki kelima kampus di 5 kabupaten di Bali dengan sekitar 1.350 mahasiswa D1 dan D2. Sebagian besar dari mereka sedang menjalani on-the-job training di hotel dan restoran di Bali.

Membantu Alumni Meniti Karier
Adi merasa bangga dan senang ketika melihat alumni Monarch Bali sukses dalam karier mereka, baik di hotel, restoran, maupun kapal pesiar. Kepuasannya datang ketika ia bertemu dengan mereka yang telah bekerja di kapal pesiar dan berkunjung ke kampus Monarch. Adi, yang juga Direksi dari PT. Ratu Oceania Raya Bali, agen kapal pesiar untuk berbagai perusahaan pelayaran ternama, seperti RCCL, Celebrity, Azamara, Pullmantur, Disney, Oceania, Regent, Carnival UK, dan Viking Cruise Line, merasa telah memenuhi tanggung jawabnya ketika melihat alumni Monarch Bali mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keterampilan mereka.

Monarch Bali adalah salah satu dari sedikit lembaga pelatihan yang peduli dengan nasib alumni mereka. Mereka tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga membantu menyalurkan mereka ke industri. Lulusan Monarch Bali mendapatkan sertifikasi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LPK Monarch Bali yang sudah lisensi dari BNSP. Mereka kemudian ditempatkan baik di hotel maupun di kapal pesiar. Adi, yang juga menjabat sebagai Direktur LSP LPK Monarch Bali, sangat yakin bahwa lulusan Monarch Bali kompeten dalam bidangnya dan siap menyambut MEA 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun