Bulan rebah disebuah tower
wajah meringis tertusuk
penangkal petir
langit sisakan sebuah isak
terdengar diantara reruntuhan senja
daun daun berbisik
Langkah tatih wanita tembaga
menopang malam tinggalkannya
pada aroma ruparupa
masa muda
merebak rona sudut malam
tawarkan madu kumbang belukar
memantik merakit buih-buih
menetes diatas daun-daun
jadi embun
hilang disergap pagi
Langkah
menghitung jejak samar
gerih geletak ditikungan waktu
meraup sisa kejayaan
bola mata sinarkan asa
mengular dibalik lampu jalanan
mengendap tanpa suara
kolong sebuah jembatan
samping patung bisu
istana terakhirnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!