seandainya hati dapat tumpahkan maunya
entah bagaimana logika menjadi
irikah dia...
atau
berria-ria menari
ataukah...
cuma diam pada kesenyapan
entah merenung...
entah mengutuk...
entah pula tak peduli...
----
menjadi imajinasi sajalah diumpamakan
kala jiwa kemudian mentertawakan cerita hati
lalu bertepuk girang...
dengan pongah dan sinisnya
lantas...
masam air mukanya...
melenguh getir
buang muka saja pikirnya...
----
apalagi maunya ..
begitu rupanya isi tempurung bang nalar
macam yang paling kuasa sajalah polahnya
lalu tenggelam pad khayal ...
terbuai melenakan
-----
bukan serapah yang terbuang
tak satu jua kotor dalam setiap helanya
hanya kosongkan saja maksudnya
untuk kemudian hidup pada kesucian...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H